Rupiah dalam penantian



JAKARTA. Mengantisipasi data pengangguran di Amerika Serikat (AS) menyebabkan nilai tukar rupiah sedikit bertenaga. Di pasar spot, Kamis (12/5) rupiah menguat tipis 0,08% menjadi Rp 13.299 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah melemah 0,21% ke Rp 13.299.

Ekonom Bank Central Asia David Sumual memaparkan, data pengangguran AS diperkirakan akan membantu arah mata uang Garuda pada akhir pekan. Klaim pengangguran AS diperkirakan naik menjadi 274.000 dari sebelumnya di 270.000.

Katalis positif lain bagi rupiah adalah posisi cadangan devisa Indonesia pada April 2016 yang lebih baik ketimbang bulan sebelumnya, menyokong mata uang Garuda.


Demikian juga dengan penjualan ritel pada bulan Maret yang naik menjadi 11,6%, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 10,6%.

Sementara itu, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal menyebutkan penguatan rupiah dipicu kenaikan harga minyak mentah. Maklum, harga minyak mentah memberikan dampak langsung ke Indonesia yang mengandalkan komoditas sebagai ekspor utama.

"Ditambah, pidato beberapa anggota The Fed juga akan mempengaruhi rupiah sehingga penguatan menjadi terbatas," lanjut Faisyal.

Jumat (13/5) Faisyal memprediksi rupiah akan menguat pada rentang Rp 13.260 sampai Rp 13.320 per dollar AS. Sementara David menebak rupiah menguat pada Rp 13.250-Rp 13.350 per dollar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie