JAKARTA. Pasar motor besar (moge) semakin tergencet. Setelah didera kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), kini sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) juga harus menghadapi kenaikan harga jual akibat menguatnya kurs dollar. PT Mabua Harley Davidson Indonesia (MHD) mengaku akan melakukan revisi harga jika rupiah menyentuh level Rp 13.000 per dollar AS. “Kalau rupiah semakin melemah bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan harga kembali, namun sebisa mungkin harga akan kita tekan,” ujar Sales and Marketing Director PT Mabua Harley Davidson Indonesia Irvino Edwardly, kepada KONTAN, Rabu (24/12). Oleh karena itu dalam waktu dekat Harley belum berencana menaikkan harga. Irvino mengatakan walaupun rupiah sempat mencapai puncaknya pada Desember, pihaknya masih menekan harga jual, terlebih Harley masih menjual motor stok bulan sebelumnya. Menurut Irvino tahun ini dengan menguatnya dollar ditambah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM), membuat harga motor Harley mencapai hampir 2 kali lipat. “Puncaknya bulan april, Kenaikan harga membuat pasar sulit untuk menerima keadaan, dan tentunya pasar punya kapasitas sendiri dalam hal harga,” ujar Irvino Akibatnya dibanding tahun lalu, penjualan Harley tahun ini mengalami penurunan 40%. “Pasar cukup syok sepanjang tahun karena depresiasi rupiah dan kenaikan PPnBM, pengaruhnya cukup besar pada penjualan,” ujar Irvino. Penjualan Harley di bulan Desember tidak terlalu terkena dampak atau cenderung stabil dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Kami sudah perhitungkan kurs rupiah yang stabil diatas angka Rp 12.000 sejak jauh bulan, jadi bulan desember penjualan masih stabil,” tambah Irvino. Tekanan dari pelemahan rupiah juga dirasakan oleh salah satu APM Motor Jepang yang saat ini fokus bermain di segmen motor sport premium, yaitu Kawasaki. Adapun Kawasaki berencana menaikkan harga jual jika rupiah melemah hingga menyentuh level kisaran Rp 13.000. “Kita masih wait and see, kemungkinan kita akan menaikan harga jual sesuai kenaikan harga dollar, tetapi memungkinkan juga untuk menaikan harga di bawah persentase kenaikan harga dollar karena kita ingin pasarnya tetap tumbuh,” ujar Michael Candra Thanadi, Deputy Head Sales Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Rupiah dan PPnBM membuat penjualan moge mandek
JAKARTA. Pasar motor besar (moge) semakin tergencet. Setelah didera kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), kini sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) juga harus menghadapi kenaikan harga jual akibat menguatnya kurs dollar. PT Mabua Harley Davidson Indonesia (MHD) mengaku akan melakukan revisi harga jika rupiah menyentuh level Rp 13.000 per dollar AS. “Kalau rupiah semakin melemah bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan harga kembali, namun sebisa mungkin harga akan kita tekan,” ujar Sales and Marketing Director PT Mabua Harley Davidson Indonesia Irvino Edwardly, kepada KONTAN, Rabu (24/12). Oleh karena itu dalam waktu dekat Harley belum berencana menaikkan harga. Irvino mengatakan walaupun rupiah sempat mencapai puncaknya pada Desember, pihaknya masih menekan harga jual, terlebih Harley masih menjual motor stok bulan sebelumnya. Menurut Irvino tahun ini dengan menguatnya dollar ditambah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM), membuat harga motor Harley mencapai hampir 2 kali lipat. “Puncaknya bulan april, Kenaikan harga membuat pasar sulit untuk menerima keadaan, dan tentunya pasar punya kapasitas sendiri dalam hal harga,” ujar Irvino Akibatnya dibanding tahun lalu, penjualan Harley tahun ini mengalami penurunan 40%. “Pasar cukup syok sepanjang tahun karena depresiasi rupiah dan kenaikan PPnBM, pengaruhnya cukup besar pada penjualan,” ujar Irvino. Penjualan Harley di bulan Desember tidak terlalu terkena dampak atau cenderung stabil dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Kami sudah perhitungkan kurs rupiah yang stabil diatas angka Rp 12.000 sejak jauh bulan, jadi bulan desember penjualan masih stabil,” tambah Irvino. Tekanan dari pelemahan rupiah juga dirasakan oleh salah satu APM Motor Jepang yang saat ini fokus bermain di segmen motor sport premium, yaitu Kawasaki. Adapun Kawasaki berencana menaikkan harga jual jika rupiah melemah hingga menyentuh level kisaran Rp 13.000. “Kita masih wait and see, kemungkinan kita akan menaikan harga jual sesuai kenaikan harga dollar, tetapi memungkinkan juga untuk menaikan harga di bawah persentase kenaikan harga dollar karena kita ingin pasarnya tetap tumbuh,” ujar Michael Candra Thanadi, Deputy Head Sales Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).