BEIJING. Rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia telah memimpin pelemahan mata uang Asia hari ini. Keprihatinan akan memburuknya perekonomian global akan mengikis permintaan bagi investasi yang berisiko tinggi, termasuk aset di emerging market. Rupiah tergelincir untuk hari yang ke-dua terhadap dolar AS, sementara ringgit juga diperdagangkan kian lemah sepanjang lima minggu ini. Indeks MSCI Asia Pasifik juga harus menghadapi penurunan yang cukup besar dalam bulan ini. Rekening Jepang juga makin surplus untuk bulan ke-sembilan di November lalu. Sementara itu prediksi Goldman Sachs Group Inc. menunjukkan bahwa perekonomian di Korea Selatan akan terpeleset tahun ini. "Lambatnya saham-saham AS, outlook pendapatan perusahaan yang negatif, data perekonomian yang suram, akan memunculkan sentimen (negatif-red) kembali," kata Dwyfor Evans, Macro Strategist State Street Global Markets di Hong Kong. Ia menambahkan, para pemilik modal kini menyadari bahwa saat ini tidak dibutuhkan saran untuk perputaran di kuartal pertama. Rupiah tergelincir 1% menjadi 11.173 per dolar AS pada pukul 11:02 WIB. Sementara itu ringgit juga terpeleset 0,6% menjadi 3,.5915 per dolar AS. Yen diperdagangkan 89,43 per dolar AS dari 89,22 per dolar AS kemarin di New York. Indeks MSCI Asia Pacific yang tahun lalu membukukan penurunan yang paling dahsyat dalam dua dekade belakangan, hari ini anjlok 2,7%, paling besar sejak 12 Desember 2008. Dari sepuluh mata uang yang paling aktif diperdagangkan hari ini kecuali yen, empat diantaranya harus menyerah kalah terhadap dolar AS. Yuan China, dolar Hong Kong, rupee India dan dolar Taiwan hanya sedikit berubah; sementara peso Filipina dan won Korsel perkasa terhadap dolar AS. Dolar AS akan menguat seiring dengan suku bunga acuan dipangkas di seluruh dunia. Hal ini ditegaskan oleh David Woo, Global Head Forex Strategy untuk Barclays Capital. Di Asia, sejumlah bank sentral seperti di China, India, Indonesia, Filipina, Korsel, Taiwan dan Vietnam telah memangkas suku bunga acuannya sejak bulan lalu.
Rupiah dan Ringgit Memimpin Lemahnya Mata Uang Asia
BEIJING. Rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia telah memimpin pelemahan mata uang Asia hari ini. Keprihatinan akan memburuknya perekonomian global akan mengikis permintaan bagi investasi yang berisiko tinggi, termasuk aset di emerging market. Rupiah tergelincir untuk hari yang ke-dua terhadap dolar AS, sementara ringgit juga diperdagangkan kian lemah sepanjang lima minggu ini. Indeks MSCI Asia Pasifik juga harus menghadapi penurunan yang cukup besar dalam bulan ini. Rekening Jepang juga makin surplus untuk bulan ke-sembilan di November lalu. Sementara itu prediksi Goldman Sachs Group Inc. menunjukkan bahwa perekonomian di Korea Selatan akan terpeleset tahun ini. "Lambatnya saham-saham AS, outlook pendapatan perusahaan yang negatif, data perekonomian yang suram, akan memunculkan sentimen (negatif-red) kembali," kata Dwyfor Evans, Macro Strategist State Street Global Markets di Hong Kong. Ia menambahkan, para pemilik modal kini menyadari bahwa saat ini tidak dibutuhkan saran untuk perputaran di kuartal pertama. Rupiah tergelincir 1% menjadi 11.173 per dolar AS pada pukul 11:02 WIB. Sementara itu ringgit juga terpeleset 0,6% menjadi 3,.5915 per dolar AS. Yen diperdagangkan 89,43 per dolar AS dari 89,22 per dolar AS kemarin di New York. Indeks MSCI Asia Pacific yang tahun lalu membukukan penurunan yang paling dahsyat dalam dua dekade belakangan, hari ini anjlok 2,7%, paling besar sejak 12 Desember 2008. Dari sepuluh mata uang yang paling aktif diperdagangkan hari ini kecuali yen, empat diantaranya harus menyerah kalah terhadap dolar AS. Yuan China, dolar Hong Kong, rupee India dan dolar Taiwan hanya sedikit berubah; sementara peso Filipina dan won Korsel perkasa terhadap dolar AS. Dolar AS akan menguat seiring dengan suku bunga acuan dipangkas di seluruh dunia. Hal ini ditegaskan oleh David Woo, Global Head Forex Strategy untuk Barclays Capital. Di Asia, sejumlah bank sentral seperti di China, India, Indonesia, Filipina, Korsel, Taiwan dan Vietnam telah memangkas suku bunga acuannya sejak bulan lalu.