Rupiah dapat momentum dari pelemahan dollar AS



JAKARTA. Ketidakpastian yang masih terlontar dari pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen akhir pekan lalu dipandang bisa jadi momentum penguatan rupiah pada Senin (6/3). Meski penguatan akan tetap terbatas mengingat masih minimnya data ekonomi fundamental dalam negeri yang bisa mendukung secara signifikan.

Di pasar spot, Jumat (3/3) valuasi rupiah tergelincir 0,19% ke level Rp 13.383 per dollar AS. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah merosot 0,10% ke level Rp 13.375 per dollar AS.

Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Cerdas Berjangka Indonesia menuturkan saat ini fokus pelaku pasar global tertuju pada sajian data ekonomi AS yang diharapkan bisa menjadi sinyal arah lanjutan prospek kepastian kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC bulan ini.


Sebab, pada pidato Yellen terbaru ia masih menegaskan bahwa data-data ekonomi yang akan rilis sepanjang pekan ini adalah indikator kuat yang akan dijadikan alasan pemutusan langkah The Fed selanjutnya.

Padahal pelaku pasar berharap ada penegasan yang bisa didapat dari Yellen. "Maka tidak heran USD melemah di akhir pekan dan tampaknya masih akan berimbas di Senin (6/3)," kata Suluh.

Hal ini yang lantas mengarahkan Suluh pada perkiraan rentang penguatan rupiah masih terjaga walau rentangnya tetap sempit.

"Data ekonomi dalam negeri yang akan rilis masih belum ada di awal pekan tapi secara fundamental ekonomi kita sehat ini bisa jadi daya tahan," imbuh Suluh.

Apalagi program tax amnesty yang akan berakhir dipandang mampu mencatatkan prestasi yang cukup baik. Tentu ini menambah jajaran katalis positif dari dalam negeri.

Apalagi data pemesanan pabrikan AS Januari 2017 yang akan rilis diduga menurun dari 1,3% menjadi 1,1%. Jika data benar dirilis memburuk hal tersebut akan menjadi tekanan tambahan bagi USD yang menguntungkan rupiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto