Rupiah dapat sentimen positif dari dalam negeri



JAKARTA. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan naiknya cadangan devisa negara menjadi katalis positif bagi rupiah pekan ini. Walau sempat tertekan, rupiah ditutup lebih perkasa dibanding dollar AS di akhir pekan.

Di pasar spot, Jumat (12/5) rupiah menguat 0,12% ke level Rp 13.330 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Valuasi rupiah di pasar spot stagnan, mengingat di akhir pekan lalu rupiah ditutup di level yang sama. Sementara kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,11% ke level Rp 13.340 per dollar AS dibanding hari sebelumnya dengan pergerakan yang melemah tipis mendekati 0,01% selama sepekan.

Di awal pekan, rupiah sempat tertekan berkat the greenback yang mendapat sentimen positif pasca data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang baik. "Data tenaga kerja tersebut membuat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed naik menjadi 90%," ujar Putu Agus Pransuamitra, Analis Monex Investindo Futures.


Namun rupiah mampu membalik keadaan di akhir pekan. Hal ini, menurut Putu, didukung oleh data ekonomi Indonesia yang positif. "Pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa kita yang meningkat memberikan sentimen baik bagi rupiah pekan ini," ujar Putu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 5,01% di kuartal I-2017. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya berada di angka 4,92% dan lebih tinggi dibanding kuartal IV-2016 yang hanya berada sebesar 4,94%. Sementara itu, cadangan devisa Indonesia di bulan April tercatat mampu menembus US$123,2 miliar sehingga membuat rupiah mampu mengungguli dollar AS di akhir pekan.

Terkait kondisi politik yang sempat memanas di pertengahan pekan ini akibat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang divonis hukuman 2 tahun penjara, Putu menyatakan hal tersebut tak memiliki dampak yang signifikan. Pasalnya, stabilitas ekonomi Indonesia tidak terganggu pasca dihukumnya Ahok terkait kasus penodaan agama yang menimpanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie