KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan terus menguat hingga akhir tahun. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini, penguatan nilai tukar rupiah akan terus berlangsung sampai akhir tahun. Ini sudah terlihat dari dinamika di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) di mana tenor 1 bulan sudah mengarah ke kisaran Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
"BI meyakini bahwa nilai tukar rupiah menguat ke Rp 16.000 per dolar AS dan kemudian ke Rp 15.800 per dolar AS," ujar Perry dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/5). Baca Juga: Rupah Menguat dalam Sepekan, Bagaimana Nasibnya pada Minggu Depan? Menurutnya, ada empat faktor yang menopang penguatan rupiah. Pertama, kenaikan suku bunga acuan BI rate maupun bunga Sekuritas Bank Indonesia (SRBI) akan menarik arus modal asing. Kedua, kembalinya arus modal asing. Perry bilang, pada pekan terakhir April 2024, investor asing sudah membukukan net inflow. "Pada pekan keempat Apri, SRBI sudah masuk Rp 4,5 triliun. Pada 3 hari pertama Mei ini, SRBI juga inflow Rp 1,58 triliun. Bahkan Surat Berharga Negara (SBN) pada 3 hari pertama Mei ini sudah inflow Rp 3,75 triliun," kata Perry.