KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Selasa (8/10). Pergerakan datar (
sideways) rupiah diperkirakan masih berlanjut di perdagangan besok, Rabu (9/10). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, rupiah dibuka melemah di perdagangan hari ini pada kisaran level 15.690 per dolar AS akibat berlanjutnya sentimen ketidakpastian global. Namun, menjelang selesainya sesi pertama, Rupiah mampu berbalik arah. Tren balik arah dari Rupiah ini disebabkan oleh normalisasi harga minyak, hingga bergerak di bawah level US$80 per barel. Penurunan harga minyak global meningkatkan ekspektasi terbatasnya pelebaran transaksi berjalan Indonesia.
"Alhasil, rupiah pada akhir hari, mampu terapresiasi terhadap dolar AS," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10). Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menilai, posisi nilai tukar rupiah cukup netral untuk saat ini, sejalan dengan Indeks dolar yang stabil di sekitar 102,4 pada hari Selasa (8/10). Pergerakan tipis ini wajar setelah mengalami tekanan dalam beberapa waktu. Baca Juga:
Rupiah Ditutup Menguat Jadi Rp 15.655 Per Dolar AS Pada Selasa 8 Oktober 2024 Adapun indeks dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak pertengahan Agustus karena investor mengkalibrasi ulang ekspektasi untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve menyusul laporan pekerjaan September yang lebih kuat dari yang diharapkan. Pasar sekarang memperkirakan sekitar 87% kemungkinan bahwa The Fed akan memilih pengurangan suku bunga 25 basis poin (bps) yang lebih kecil pada bulan November, sementara memperkirakan kemungkinan pemotongan setengah poin persentase lagi, menurut FedWatch Tool CME. "Dari lokal tidak ada data ekonomi, sehingga pergerakan rupiah hari ini cenderung dipengaruhi oleh faktor luar," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/10). Menurut Sutopo, rupiah masih akan bergerak tipis di perdagangan besok, Rabu (9/10). Investor sekarang menantikan risalah rapat Fed terbaru pada hari Rabu dan laporan indeks harga konsumen pada hari Kamis untuk memandu prospek suku bunga lebih lanjut. Di tempat lain, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terus meningkatkan permintaan
safe haven untuk dolar. Kabar terkini, Israel menggempur Lebanon dan berpotensi memberikan serangan balasan terhadap Iran. Senada, Josua menilai bahwa pergerakan datar rupiah kemungkinan masih berlanjut di perdagangan esok hari. Hal itu karena investor masih cenderung
wait and see, menantikan perkembangan terbaru dari kondisi pasar global.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,06% ke Rp 15.671 Per Dolar AS Pada Selasa (8/10) Josua memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.600 – Rp 15.700 per dolar AS di perdagangan Rabu (9/10). Sedangkan, Sutopo memproyeksi, nilai tukar rupiah akan berkisar Rp 15.650 – Rp 15.750 per dolar AS. Adapun rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) berada di level Rp 15.671 per dolar AS pada Selasa (8/10). Rupiah Jisdor BI menguat 0,06% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.680 per dolar AS. Pergerakan rupiah Jisdor BI sejalan dengan rupiah spot. Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 15.655 per dolar AS, menguat 0,20% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.687 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari