Rupiah Diperkirakan Lanjut Melemah pada Jumat (15/3), Ini Sentimen yang Menyeretnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diproyeksi lanjut terkoreksi pada Jumat (15/3). Penguatan indeks dolar dari sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi pemicunya.

Pada Kamis (14/3), di pasar spot rupiah ditutup melemah 0,03% ke Rp 15.580 per dolar AS. Di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,03% ke Rp 15.582 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, penguatan indeks dolar akibat data inflasi AS yang mengalami peningkatan. Pada saat yang sama, ada kekhawatiran penurunan Fed rate akan lebih lama atau lebih kecil.


Untuk besok, Fikri menilai rupiah berpotensi lanjut melemah. Sebab, investor akan memperhatikan data initial jobless claims, produce price index, dan retail sales AS.

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah Tipis ke Rp 15.580 Per Dolar AS Hari Ini (14/3)

"Kalau ketiganya sesuai perkiraan maka akan ada peningkatan indeks dolar sehingga rupiah berpotensi terdepresiasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Ia menyebutkan, pasar berekspektasi untuk data initial jobless claims masih di bawah 220 ribu, sehingga indeks dolar masih akan kuat. Lalu, untuk producer index masih akan stabil di 0,3% MoM dan 1,1% YoY, sementara ritel sales akan berbalik positif dari -0,8% di Januari ke 0,8% di Februari 2024.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga berpandangan serupa. Fokus pasar tertuju pada pembacaan inflasi PPI dan penjualan ritel.

"Data tersebut juga muncul sebelum pertemuan Fed minggu depan, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan memberi sinyal tidak ada rencana segera untuk mulai melonggarkan kebijakan," paparnya.

Karenanya, ia memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah tipis dalam rentang Rp 15.550 - Rp 15.620 per dolar AS. Sementara Fikri memproyeksikan, rupiah dalam kisaran Rp 15.510 - Rp 15.710 per dolar AS pada Jumat (15/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari