KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah mempertahankan penguatan hingga akhir perdagangan hari ini. Kamis (11/7), rupiah spot menguat 0,28% ke Rp 16.195 per dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah Jisdor menguat 0,34% ke Rp 16.200 per dolar AS. Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah dan mata uang lainnya pada umumnya menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar. "Didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh the Fed merespons pernyataan yang bernada dovish oleh Powell," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7). Untuk besok, pergerakan rupiah akan dipengaruhi data inflasi AS. Pasar mengekspektasikan inflasi AS pada bulan Juni diperkirakan akan kembali turun dari 3,3% menjadi 3,1%, tetapi inflasi inti masih akan bertahan di 3,4%.
Selain itu, investor juga menantikan data perdagangan China besok siang. Data tersebut diperkirakan akan kuat dengan ekspor diperkirakan tumbuh 8% dan impor 5%. Baca Juga: Rupiah Menguat: Mengapa & Apa yang Harus Diantisipasi? Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, dari dalam negeri pemerintah berupaya menghindari APBN dengan melaksanakan pembatasan BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024. Tujuannya, mengurangi jumlah pemakaian BBM subsidi.