Rupiah Diperkirakan Melemah Terbatas di Perdagangan Selasa (1/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (31/7). Mata uang garuda diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan Selasa (1/8).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, penguatan tipis rupiah hari ini terjadi di tengah sentimen yang beragam di pasar Asia. Sentimen risk-on di pasar keuangan Asia dipengaruhi oleh melambatnya data indikator inflasi AS yang dirilis pada akhir pekan lalu yakni PCE Deflator, sehingga mendorong kenaikan probabilitas The Fed menahan suku bunga acuannya.

Sementara itu, perekonomian China tercatat masih mengalami perlambatan. Hal itu terindikasi dari data Manufacturing PMI China yang masih berada dalam fase kontraktif, serta non-Manufacturing PMI China tercatat mengalami perlambatan.


Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,17% ke Rp 15.080 Per Dolar AS pada Senin (31/7)

Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah menguat oleh sentimen positif dari meredanya tekanan inflasi di AS. Selain itu, rupiah juga didukung oleh data PMI Manufaktur China yang walau masih menunjukkan kontraksi, namun sedikit lebih baik dari perkiraan.

Lukman melihat, pada perdagangan besok, Selasa (1/8) investor menantikan data inflasi bulan Juli Indonesia yang diperkirakan akan kembali lebih rendah. Dari eksternal, data Caixin Manufacturing PMI diperkirakan juga akan lebih rendah.

“Rupiah diperkirakan akan melemah oleh kedua data tersebut,” ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (31/7).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,06% ke Rp 15.092 Per Dolar AS Pada Senin (31/7)

Josua menambahkan, pergerakan rupiah besok seiring dengan rilis Caixin PMI manufacturing dan PMI service bulan Juli 2023 yang diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun dari dalam negeri, rilis inflasi bulan Juli 2023 yang diperkirakan menurun berpotensi memberikan sentimen positif pada pasar keuangan domestik. Inflasi Indonesia Juli diprediksi berkisar 3,09% yoy menurun dari bulan sebelumnya 3,52% yoy yang akan berimplikasi pada peningkatan real yield dari Surat Berharga Negara (SBN) dan real policy rate.

“Rupiah berpotensi mengalami pelemahan terbatas,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (31/7).

Baca Juga: Inflasi pada Juli Berpotensi Naik, Ini Pendorongnya

Dengan beberapa faktor tersebut, Josua memperkirakan nilai tukar Rupiah bergerak di kisaran Rp 15.050 per dolar AS–Rp 15.150 per dolar AS di Selasa (1/8). Sedangkan, Lukman memproyeksikan rupiah di kisaran Rp 15.000 per dolar AS–Rp 15.150 per dolar AS.

Adapun, rupiah spot menguat tipis 0,17% pada perdagangan hari ini (31/7) ke kisaran Rp 15.080 per dolar AS. Sementara rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah ke level 0,5% ke kisaran Rp 15.092 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati