JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) diperkirakan akan penguatan setelah kemarin, Rabu (17/6) ditutup stagnan di level 13.348 per dollar AS. Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan rupiah kemungkinan bisa ditutup menguat ke Rp 13.320 per dollar. " Walaupun masih akan bergerak di kisaran antara Rp.13.320 s.d Rp.13.350 per USD." Kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (18/6). Adapun isu ekonomi yang mempengaruhi pergerakan pasar hari ini Rapat Dewan Gubernu (RDG) BI. Lana bilang, RDG BI kemungkinan akan menetapkan BI rate tetap 7,5% dengan memperhatikan kondisi dalam negeri yang belum kondusif. Di satu sisi ada ekspektasi inflasi yang naik akibat rupiah yang melemah tinggi dan di saat yang sama ada perlambatan ekonomi yang berlanjut. "Kami perkirakan BI rate tetap 7,5% sampai September, dan naik 25 bps menjadi 7,75% akhir tahun ini," kata Lana. Sementara dari eksternal, hasil pertemuan the Fed 17 Juni memutuskan suku bunga FFR tetap sebesar 0%-0,25%, dan the Fed mensinyalkan kemungkinan kenaikan terjadi di tahun ini karena data-data ketenagakerjaan terus menguat walaupun inflasi masih rendah. FFR diperkirakan menjadi 0,625% pada akhir tahun 2015 dan menjadi 1,625% pada 2016. Investor merespon positif keputusan tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah diprediksi bakal menguat hari ini
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) diperkirakan akan penguatan setelah kemarin, Rabu (17/6) ditutup stagnan di level 13.348 per dollar AS. Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan rupiah kemungkinan bisa ditutup menguat ke Rp 13.320 per dollar. " Walaupun masih akan bergerak di kisaran antara Rp.13.320 s.d Rp.13.350 per USD." Kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (18/6). Adapun isu ekonomi yang mempengaruhi pergerakan pasar hari ini Rapat Dewan Gubernu (RDG) BI. Lana bilang, RDG BI kemungkinan akan menetapkan BI rate tetap 7,5% dengan memperhatikan kondisi dalam negeri yang belum kondusif. Di satu sisi ada ekspektasi inflasi yang naik akibat rupiah yang melemah tinggi dan di saat yang sama ada perlambatan ekonomi yang berlanjut. "Kami perkirakan BI rate tetap 7,5% sampai September, dan naik 25 bps menjadi 7,75% akhir tahun ini," kata Lana. Sementara dari eksternal, hasil pertemuan the Fed 17 Juni memutuskan suku bunga FFR tetap sebesar 0%-0,25%, dan the Fed mensinyalkan kemungkinan kenaikan terjadi di tahun ini karena data-data ketenagakerjaan terus menguat walaupun inflasi masih rendah. FFR diperkirakan menjadi 0,625% pada akhir tahun 2015 dan menjadi 1,625% pada 2016. Investor merespon positif keputusan tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News