KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (14/10). Kemarin, nilai tukar rupiah di Jisdor BI ditutup melemah 0,10% menuju level Rp 15.737 per dolar AS pada perdagangan Kamis (13/10). Pelemahan itu diikuti oleh pergerakan rupiah di pasar spot yang ditutup melemah 0,03% ke level Rp 15.361 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan, rupiah masih melemah dipengaruhi oleh sentimen eksternal yang negatif bagi rupiah.
Baca Juga: Data Inflasi AS Jadi Penentu Arah Rupiah Pada Perdagangan Jumat (14/10) Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa data sektor ketenagakerjaan AS membaik seiring dengan tingkat pengangguran AS yang turun menjadi 3,5% pada September 2022. Hal ini mendukung The Fed untuk terus melanjutkan kebijakan hawkish dengan kata lain masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif ke depan. Reny bilang, tak hanya rupiah, mayoritas mata uang global pun mengalami koreksi terhadap dolar AS. "Pelaku pasar juga akan mengantisipasi rilis data inflasi AS minggu ini yang diproyeksikan akan tetap tinggi, sehingga dapat membebani rupiah kembali," ucap Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (13/10). Dia menyebutkan bahwa Inflasi AS diperkirakan masih akan tecatat di level 8,.1% dan inflasi intinya sebesar 6,5% untuk periode September 2022.
Baca Juga: Rupiah Kembali Melemah, Tertekan Sentimen Eksternal Nah, jika inflasi AS dirilis masih pada level yang tinggi maka akan membuat The Fed melanjutkan kebijakan hawkishnya ke depan sehingga dapat membebani pergerakan rupiah lebih lanjut. Untuk perdagangan Jumat (14/10), Reny memprediksikan rupiah masih akan melemah ke kisaran Rp 15,312- Rp 15,380 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi