Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Selasa (11/10), Simak Sentimen yang Membayangi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi kembali melemah pada perdagangan Selasa (11/10). Kemarin, Senin (10/10), rupiah di pasar spot, ditutup pada level Rp 15.318 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,44% dibanding akhir pekan lalu. 

Sementara itu, rupiah di Jisdor Bank Indonesia berada di level Rp 15.299 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,34% dibanding akhir pekan lalu. 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, kondisi pelemahan rupiah diperkirakan masih berlanjut pada Selasa (11/10) hari ini. Pelemahan rupiah tersebut masih dipengaruhi oleh sentimen eksternal yang negatif bagi rupiah. 


Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.318 Per Dolar AS Pada Hari Ini (10/10)

Seperti perkembangan terakhir menunjukkan data sektor ketenagakerjaan Amerika Serikat membaik seiring dengan tingkat pengangguran AS yang turun menjadi 3,5% pada September 2022.  

"Hal ini mendukung The Fed untuk terus melanjutkan kebijakan hawkish, dengan kata lain masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif ke depan," ucap Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/10).

Reny bilang, mayoritas mata uang global mengalami koreksi terhadap dolar AS termasuk rupiah. 

Pada perdagangan Selasa (11/10), pelaku pasar dinilai akan mengantisipasi rilis data inflasi AS minggu ini yang diproyeksikan akan tetap tinggi, sehingga dapat membebani rupiah kembali.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, meskipun data ketenagakerjaan AS menunjukkan pemulihan, namun hal itu tidak akan menghentikan sikap the Fed untuk menaikkan suku bunga.

Baca Juga: Rupiah Makin Tertekan ke Rp 15.299 pada Senin (10/10) Siang

Ada ruang the Fed untuk terus menaikkan suku bunga dalam rapat the Fed terakhir di tahun ini. Sentimen agresifnya The Fed diperkirakan masih mendukung keperkasaan dolar untuk pergerakan besok.

"Meskipun ada pendinginan inflasi tetapi upaya untuk menaikkan suku bunga akan terus dilakukan The Fed," kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).

Dari faktor internal, rupiah pun cukup tertekan karena efek domino dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengurangi konsumsi ritel.

Hal itu dibuktikan dengan data indeks keyakinan konsumen (IKK) September 2022, yang turun tajam menjadi 117,2 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 124,7.

Adapun untuk perdagangan besok, Reny mencermati rupiah masih akan melemah ke kisaran Rp 15.260 - Rp 15.375 per dolar AS. 

Sedangkan Alwi memproyeksikan pelemahan rupiah berada di rentang Rp 15.200- Rp 15.500 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi