Rupiah diprediksi lanjutkan penguatan di awal tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi masih akan melanjutkan penguatan di awal perdagangan tahun 2021. Meskipun begitu, perkembangan kasus Covid-19 masih jadi perhatian pelaku pasar dan berisiko mempengaruhi pergerakan rupiah.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/12), rupiah di pasar spot menguat 0,57% ke level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), mata uang Garuda juga menguat ke level Rp 14.105 per dolar AS. 

Analis HFX International Ady Phangestu menjelaskan, dengan cairnya stimulus fiskal AS, maka jumlah uang beredar di perekonomian Negeri Paman Sam akan bertambah. Dengan begitu, secara teori nilai tukar dolar AS akan melemah. Bahkan setelah paket stimulus terbaru indeks dolar AS sempat merosot ke bawah level 90.

Baca Juga: Danareksa Research Institute prediksi inflasi di Desember 2020 capai 0,37%

"Secara teknikal, rupiah memang idealnya bertahan di Rp 14.000 per dolar AS atau Rp 14.100 per dolar AS saat penutupan 2020. Pembukaan awal tahun juga masih relatif sepi, perkembangan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), cukup membebani sentimen pelaku pasar," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12).

Sementara itu, sentimen dari dalam negeri seperti penambahan kasus baru Covid-19 per harinya masih cukup tinggi. Kondisi tersebut membuat pelaku pasar khawatir DKI Jakarta akan kembali mengetatkan pembatasan sosial, sehingga itu menjadi sentimen domestik yang bakal pengaruhi pergerakan rupiah ke depan.

"Untuk perdagangan awal tahun, rupiah masih akan bergerak di Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.200 per dolar AS," pungkas dia.

Selanjutnya: Begini pergerakan rupiah pada perdagangan awal tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari