Rupiah Diprediksi Masih Tertekan Sentimen Eksternal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan akan kembali berada dalam tren negatif pada perdagangan Senin (14/3). Adapun, pada Jumat (11/3), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,17% ke Rp 14.301 per dolar AS. Sedangkan di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.306 per dolar AS atawa melemah tipis 0,06%

Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail meyakini rupiah berpeluang untuk kembali melemah. Hal ini imbas dari tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) pada bulan Februari yang memicu The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. Sebagai informasi, angka inflasi AS untuk bulan Februari berada di 7,9%, level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

“Merespons tingginya inflasi tersebut, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertengahan pekan ini. Dolar AS berpotensi menguat dan di saat bersamaan menekan rupiah,” terang Ahmad kepada Kontan.co.id, Jumat (11/3).


Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah pada Senin (14/3), Berikut Penyebabnya

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati rilis data trade balance Indonesia untuk bulan Februari. Ahmad menyebut, setelah ada kontraksi di bulan Januari seiring adanya larangan ekspor batubara, data pada Februari kemungkinan besar akan kembali surplus.

Proyeksinya, Indonesia akan mencatatkan surplus US$ 2,5 miliar seiring dengan larang ekspor batubara yang dicabut dan di saat bersamaan harga batubara kembali menguat. Menurut dia, ini akan jadi katalis positif untuk nilai tukar rupiah.

Kendati begitu, sentimen kenaikan suku bunga acuan AS dinilai akan lebih dominan sehingga rupiah lebih berpeluang menguat. Berdasarkan hitungan Ahmad, rupiah akan berada pada rentang Rp 14.300 - Rp 14.350 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi