KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (19/6). Lesunya neraca perdagangan Indonesia akan berdampak negatif bagi rupiah. Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana melihat, surplus neraca dagang yang menyusut bisa menyebabkan rupiah terdepresiasi di awal pekan. Rupiah bakal terpengaruh rilis data neraca perdagangan Mei 2023 yang meskipun mencetak surplus US$ 0,44 miliar, tetapi merupakan surplus terendah sejak April 2020.
Turunnya performa neraca perdagangan Indonesia kemungkinan bakal menyebabkan neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia turut melemah. Bahkan, current account berpotensi defisit. “Hal ini bisa menekan rupiah bergerak turun,” jelas Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (18/6).
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,09% ke Rp 14.940 Per Dolar AS Pada Jumat (16/6) Dari eksternal, Fikri mencermati, sebenarnya tidak ada sentimen yang cukup signifikan bisa menekan rupiah di perdagangan Senin (19/6). Perdagangan di Amerika Serikat besok libur karena negeri Paman Sam tersebut memperingati Juneteenth atau tanggal bersejarah penghapusan perbudakan di AS. Sentimen penting dari global baru akan terjadi pada Selasa (20/6) karena adanya rilis data industrial production oleh Jepang. Investor sementara mencermati pergerakan harga komoditas yang masih bergerak turun. Analis Komoditas Lukman Leong mengamati, data ekonomi penting absen pada hari Senin (19/6). Dengan demikian, hal yang paling mempengaruhi rupiah di awal pekan adalah data ekonomi AS yaitu Survei sentimen konsumen Michigan yang dirilis Jumat (16/6) lalu. Mengutip tradingeconomics, sentimen konsumen University of Michigan untuk AS meningkat menjadi 63,9 pada Juni 2023 dari 59,2 pada Mei 2023. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam empat bulan yang mencerminkan optimisme lebih besar karena inflasi mereda dan pembuat kebijakan menyelesaikan krisis plafon utang. “Meningkatnya data Sentimen Konsumen University of Michigan akan menguatkan dolar AS dan menekan rupiah,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (16/6).
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.850 per dolar AS – Rp 15.000 per dolar AS di hari Senin (19/6). Sedangkan, Fikri memproyeksikan rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.900 per dolar AS – Rp 15.100 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup pada level Rp 14.940 per dolar Amerika Serikat di perdagangan, Jumat (16/6). Nilai tukar rupiah melemah 0,67% dalam sepekan, tetapi menguat tipis 0,09% secara harian.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah 0,62% Sepekan Terakhir, Masih Ada Bayang-Banyang Suku Bunga AS Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat