KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut perdagangan Rabu (30/3), rupiah diperkirakan akan kembali melemah. Sentimen eksternal yang negatif dinilai akan kembali menjadi pemberat pergerakan rupiah.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menerangkan, rupiah secara sentimen memang diselimuti sentimen negatif. Saat ini, kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif masih menjadi sentimen pemberat buat rupiah. 

Sebagai respons dari sikap hawkish The Fed ini, yield obligasi AS untuk tenor 10 berhasil naik ke level tertinggi 3 tahun, yang saat ini berada di kisaran 2,5%. 

“Kenaikan yield obligasi AS ini bisa menyebabkan capital outflow dari emerging market ke AS, yang tentunya bisa menjadi sentimen negatif buat rupiah,” kata Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (29/3).

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 14.370 Per Dolar AS Hari ini (29/3), Berikut Sentimen Pemicunya

Belum lagi, sentimen lainnya yang berpotensi turut memperberat rupiah adalah memburuknya sentimen di Asia. Alwi bilang hal ini tidak terlepas karena kekhawatiran perlambatan ekonomi China, menyusul lockdown yang dijalankan di negeri Tirai Bambu tersebut.

Selain itu, ia juga melihat pelaku pasar sepertinya masih dalam mode wait and see dan cenderung memegang dolar AS menjelang data ketenagakerjaan AS Jumat nanti. 

Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan solidnya sektor lapangan kerja di AS, yang semakin mendukung The Fed untuk menaikkan suku bunganya lebih agresif.

Alwi memproyeksikan rupiah akan berada pada area Rp 14.340 - Rp 14.385 untuk perdagangan Rabu (30/3).

Adapun, pada Selasa (29/3), di pasar spot, rupiah ditutup terkoreksi 0,07% ke Rp 14.370 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.364 per dolar AS atau melemah 0,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi