KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (2/12), Perhatian pelaku pasar tertuju pada beberapa rilis data yang akan terbit Jumat. Pada perdagangan di pasar spot pada Kamis (1/12), rupiah menguat 1,07% atau ke Rp 15.563 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,79% ke Rp 15.617 per dolar AS. Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah besok, Jumat (2/12) diperkirakan menguat karena data inflasi Oktober menunjukkan penurunan tekanan.
"Hal ini akan meredam sentimen negatif perlambatan ekonomi yang selama ini menekan rupiah dengan meredanya kekuatiran akan kenaikan suku bunga BI yang agresif," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12).
Baca Juga: Rupiah Gagal Memanfaatkan Pelemahan Dolar AS Sepanjang November 2022 Lukman mengatakan investor tetap perlu waspada dengan potensi profit taking dari penguatan rupiah yang sangat besar hari ini. Sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah besok berasal dari rilis data inflasi AS PCE malam ini dan data manufaktur ISM AS. Menurut Lukman investor juga akan cenderung
wait and see menantikan data tenaga kerja AS esok. Sedangkan Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka memperkirakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam menghadapi dolar AS pada perdagangan besok. "Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat," kata IBrahim.
Baca Juga: Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya Ibrahim menjelaskan dolar tergelincir setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga di masa depan. Komentar dari anggota Fed dalam beberapa pekan terakhir memperkuat anggapan bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan bergantung pada jalur inflasi. Sementara sentimen positif dari domestik berasal dari optimisme Bank Indonesia bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,5% hingga 5,3% pada 2022 di tengah tantangan risiko resesi yang menghantam dunia. Sementara Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah akan bergerak menguat terhadap dolar AS setelah
dollar index cenderung turun.
Baca Juga: Rupiah Melemah 4,20% Terhadap Dolar Singapura Sepanjang November 2022 Selain sentimen pelemahan dollar index, sentimen positif lainnya berasal dari pasar Asia yang ditopang oleh relaksasi
lockdown di Tiongkok yang juga mendorong penguatan aset-aset berisiko di pasar Asia. Josua mengatakan pelaku pasar akan mencermati rilis beberapa data ekonomi AS seperti PCE bulan Oktober yang akan dirilis nanti malam serta rilis data tenaga kerja seperti NFP dan tingkat pengangguran yang dirilis Jumat besok. Lukman memproyeksikan rupiah pada perdagangan Jumat (2/12) akan berada di rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS. Sedangkan Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.540 per dolar AS-Rp 15.590 per dolar AS. Sementara Josua memproyeksikan rupiah akan berada di Rp 15.475 per dolar AS-Rp 15.575 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati