Rupiah Diprediksi Menguat Terbatas pada Jumat (28/7), Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot kembali tampil perkasa dengan penguatan 0,15% ke level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong mengatakan, rupiah dan mata uang lainnya pada umumnya menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar. Investor merespons pernyataan bos The Fed Powell dalam FOMC semalam sebagai sinyal kenaikan terakhir pada siklus kenaikan suku bunga.

Untuk akhir pekan, Lukman menilai perhatian investor beralih pada data PDB kuartal II AS malam ini serta data inflasi PCE AS. Data PDB AS diperkirakan akan tumbuh lebih lambat 1,8% secara kuartalan dibandingkan 2% di kuartal sebelumnya.


"Rupiah diperkirakan berpotensi kembali melanjutkan penguatan apabila hasil PDB AS tidak lebih baik dari perkiraan, namun penguatan mungkin akan terbatas mengingat investor masih menantikan data inflasi PCE AS Jumat malam," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/7).

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.003 Per Dolar AS pada Kamis (27/7)

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menyepakati bahwa rupiah berpotensi menguat terbatas. Menurutnya, selain hasil The Fed, kemungkinan ada dampak dari ECB rate yang akan keluar nanti malam yang akan berpengaruh terhadap USD Index.

Ia menuturkan, jika USD Index kembali turun ke level 100-an maka akan berdampak positif ke rupiah. Di sisi lain, kemungkinan ada kenaikan sebesar 50bps dari ECB nanti malam dan ini dinilai akan tertranslasikan ke dalam bentuk USD Index yang mungkin lebih rendah sehingga rupiah bisa terdepresiasi.

"Namun, apabila kenaikan ECB rate hanya 25bps mungkin USD Index akan lebih baik sehingga akan mendorong rupiah," katanya.

Fikri memperkirakan rupiah akan bergerak dengan rentang Rp 14.920 - Rp 15.120 per dolar AS. Sementara Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah pada level Rp 14.925 - Rp 15.050 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi