KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum mampu keluar dari tekanan, rupiah diprediksi akan kembali melemah. Bahkan beberapa kalangan menilai rupiah punya peluang besar memecahkan rekor terburuk rupiah sepanjang masa. Level terendah tersebut terjadi pada 17 Juni 1998, yakni ketika rupiah ada di level Rp 16.650 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan hari ini, Senin (23/3), merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot sudah berada di level Rp 16.575 per dolar AS. Rupiah terkoreksi 3,85% dibandingkan penutupan Jumat (20/3) yang berada di level Rp 15.960 per dolar AS. Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), nasib rupiah juga sama saja. Mata uang Garuda telah turun 3,29% dan berada di level Rp 16.608 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs rupiah mendekati level terburuk sepanjang masa Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengutarakan sentimen utama pergerakan rupiah masih akan seputar perkembangan virus corona. Kendati ada wacana UU pendanaan darurat dari AS, sekalipun Senat AS meloloskan UU tersebut, Faisyal memperkirakan dampaknya tidak akan banyak. “Sepertinya efeknya pun sementara seperti stimulus yang sudah-sudah. Karena yang dibutuhkan saat ini adalah ditemukannya vaksin, bukan subsidi dalam bentuk uang,” terang Faisyal. Oleh karena itu, Faisyal menyebut level terburuk rupiah sepanjang masa akan dapat dilewati dalam waktu dekat, jika keadaan belum ada tanda-tanda membaik. Baca Juga: Terpopuler: Rupiah mata uang terlemah di Asia, Kasus corona naik jadi 579 Setali tiga uang, ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga mengungkapkan hal yang serupa. Bahkan Bank Mandiri sudah melakukan apa yang disebut Reny sebagai stress test. Dengan asumsi kondisi berlarut-larut selama tiga bulan, stress test memprediksi rupiah bisa melewati level terburuk sepanjang masa. “Bahkan secara jangka pendek, melewati level terburuk sepanjang masa sangat terbuka lebar. Karena pada perdagangan hari ini, rupiah kan pada level tertingginya sudah menyentuh Rp 16.600,” terang Reny.