Rupiah Diprediksi Tertekan di Awal Pekan, Ini Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Senin (24/7). Akhir pekan kemarin, mata uang Garuda turun 0,27% ke Rp 15.027 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan bahwa depresiasi lanjutan rupiah didorong dari kembali naiknya indeks dolar AS. Khususnya setelah data tenaga erja di AS yang kembali positif atau menunjukkan strong job market.

"Hal itu akan memberikan tekanan terhadap rupiah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).


Selain itu, ada ekspektasi berlanjutnya kenaikan Fed Rate di Juni dan Agustus nanti. Sehingga bisa mendorong indeks dolar melanjutkan reli-nya.

Baca Juga: Saat Rupiah Melemah, Transaksi Valas Perbankan Semakin Meningkat

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah. Menurutnya, minggu ini akan dipadati dengan data-data ekonomi penting AS seperti PDB kuartal II dan inflasi PCE.

Bank sentral BI, ECB dan The Fed juga akan melakukan pertemuan untuk kebijakan. BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sedangkan the Fed dan ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25bps.

"Divergensi ini masih akan terus berperan menekan rupiah dan mata uang Asia umumnya," paparnya.

Lukman pun memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.950 - Rp 15.100 per dolar AS. Sementara Fikri memperkirakan rentang rupiah di Rp 14.920 - Rp 15.120 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari