Rupiah Diprediksi Tertekan Lagi pada Jumat (21/6)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup loyo pada perdagangan Kamis (20/6). Kurs rupiah spot melemah 0,40% ke Rp 16.430 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara kurs rupiah Jisdor melemah 0,32% ke Rp 16.420 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah sebagai dampak dari kebijakan PBoC melakukan fixing rate terlemah sejak November 2023. Kebijakan ini kemudian mendorong depresiasi mata uang di Asia.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya di level 6,25%. "BI juga menyempurnakan kebijakan makroprudensial Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) untuk penguatan pengelolaan pendanaan luar negeri bank, yang akan berlaku pada 1 Agustus 2024," kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).


Baca Juga: Menko Airlangga soal Pelemahan Rupiah: Kita Monitor Saja

Untuk besok, Josua memproyeksikan rupiah masih akan lanjut melemah. Ini sejalan dengan potensi penurunan data klaim pengangguran di AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong sependapat. Ia menyebut pasar memperkirakan jumlah pengangguran turun menjadi 235 ribu dari 242 ribu pada bulan lalu.

"Selain itu, tekanan juga masih akan terasa seiring dengan menguatnya imbal hasil obligasi AS," sebutnya.

Kedua analis memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 16.400 per dolar AS-Rp 16.500 per dolar AS pada Jumat (21/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati