JAKARTA. Pada Jumat (9/8) lalu, rupiah di pasar spot sempat ditutup menguat 0,41% menjadi 10.276 per dolar AS (USD) dibanding hari sebelumnya. Sementara itu, kurs tengah bank Indonesia (BI), rupiah melemah menjadi 10.288. Ekonom Bank Central Asia, David Sumual menilai, kondisi rupiah pada Senin (12/8) nanti akan mendapat banyak tekanan dari buruknya data pertumbuhan ekonomi kuartal II. Selain itu, rupiah juga masih tertekan oleh tingginya laju inflasi dan bengkaknya defisit neraca perdagangan dalam negeri. Dari sisi global turunnya data pengangguran di Amerika baru-baru ini juga turut menopang pergerakan dollar sehingga mampu menguat terhadap rupiah.
Rupiah diproyeksi akan melemah
JAKARTA. Pada Jumat (9/8) lalu, rupiah di pasar spot sempat ditutup menguat 0,41% menjadi 10.276 per dolar AS (USD) dibanding hari sebelumnya. Sementara itu, kurs tengah bank Indonesia (BI), rupiah melemah menjadi 10.288. Ekonom Bank Central Asia, David Sumual menilai, kondisi rupiah pada Senin (12/8) nanti akan mendapat banyak tekanan dari buruknya data pertumbuhan ekonomi kuartal II. Selain itu, rupiah juga masih tertekan oleh tingginya laju inflasi dan bengkaknya defisit neraca perdagangan dalam negeri. Dari sisi global turunnya data pengangguran di Amerika baru-baru ini juga turut menopang pergerakan dollar sehingga mampu menguat terhadap rupiah.