Rupiah diproyeksi bergerak dalam rentang sempit pada hari ini (22/9)



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah berpotensi terbatas jelang Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada Kamis (23/9) dini hari. Hal tersebut juga bakal jadi sentimen untuk pergerakan rupiah hari ini (22/9).

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,04% ke Rp 14.238 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs referensi JISDOR juga menguat 0,05% ke 14.244 per dolar AS.

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo memproyeksikan, rupiah tidak bergerak signifikan pada Rabu (22/9).


Penyebabnya, pelaku pasar masih wait and see jelang pengumuman kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed). Alhasil, rupiah sebagai mata uang emerging market berada di posisi yang bimbang.

Namun, dorongan bagi rupiah untuk menguat tetap datang dari keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan. Sebenarnya, langkah BI tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.

Baca Juga: Rupiah menguat tipis di tengah penantian pengumuman pertemuan FOMC

Selain suku bunga acuan, BI juga mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman, masing-masing 2,75% dan 4,25%.

Pembuat kebijakan mengatakan, keputusan tersebut dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sambil menjaga stabilitas pada tingkat nilai tukar di tengah ekspektasi inflasi yang rendah.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, aktivitas domestik secara bertahap membaik setelah beberapa pembatasan dilonggarkan dan meminta bank untuk terus menurunkan suku bunga kredit. Hal ini bisa jadi katalis positif bagi rupiah.

Di sisi harga, tingkat inflasi tahunan naik tipis menjadi 1,59% pada bulan Agustus, dari 1,52% pada bulan Juli tetapi masih di bawah batas bawah 2% dari target bank sentral.

Ke depan, bank sentral mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2021 sebelumnya sebesar 3,5% hingga 4,3% dan melihat defisit transaksi berjalan berada di antara 0,6% dan 1,4% dari PDB.

Selanjutnya: Nilai tukar rupiah di bulan September menguat dibandingkan bulan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari