Rupiah Diproyeksi Bertahan di Level Rp 16.200 Per Dolar AS Dalam Jangka Pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. 

BI menyebut, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, keputusan BI untuk menaikkan suku bunganya untuk menekan inflasi di tengah melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini.


Baca Juga: Naiknya Suku Bunga Acuan BI Dinilai Berdampak Positif Bagi Nilai Tukar Rupiah

“Dampaknya paling tidak stabilitas nilai tukar dan juga ekspektasi inflasi diharapkan bisa terjaga,” tutur David kepada Kontan, Rabu (24/4).

Ia memperkirakan, dengan kebijakan suku bunga BI kali ini, nilai tukar rupiah bisa bertengger di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS. Sementara itu, inflasi akan ada di kisaran 2% hingga 3,5%.

Selain kebijakan suku bunga, BI juga menerbitkan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) agar prospek pertumbuhan ekonomi terjaga.

“Ada insentif KLM utk beberapa sektor tertentu seperti yang terkait hilirisasi, perumahan, ekonmi kreatif, pariwisata dan lainnya,” kata David.

Baca Juga: BI Rate Naik Jadi 6,25%, Begini Respons Bankir

Sebagai informasi, mata uang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (24/4), setelah Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga menjadi 6,25%.

Mengutip Bloomberg, Rabu (24/4) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,40% ke level Rp 16.155 per dolar AS.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi