Rupiah diproyeksi kembali melemah pada perdagangan besok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melemah pada perdagangan Senin, (27/1) rupiah diprediksi akan kembali melemah pada perdagangan besok, Selasa (28/1).

Pada penutupan hari ini, rupiah ditutup melemah 0,24% ke level Rp 13.615 per dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen risk-off serta volume perdagangan di kawasan Asia yang cenderung menurun karena tutupnya pasar keuangan menjadi alasan di balik melemahnya rupiah hari ini.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan pelemahan rupiah akan terjadi lagi pada perdagangan esok. Menurutnya, sentimen yang terjadi pada hari ini akan masih menjadi faktor utama pelemahan rupiah besok.


Baca Juga: Risk off sentiment jadi penyebab melemahnya rupiah pada perdagangan hari ini

“Virus corona akan masih menjadi kekhawatiran pasar dan mendorong risk averse sentiment di pasar keuangan global. Beberapa pasar di Asia seperti Hong Kong dan China juga masih libur hari raya imlek,” ujar Josua ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/1).

Josua juga menyebut data AS yang dirilis pada hari ini terkait penjualan rumah baru di AS juga bisa menjadi salah satu sentimen penggerak rupiah.

Sementara analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya justru menilai tidak akan ada sentimen yang cukup signifikan pada perdagangan besok. Menurutnya dari segi fundamental, masih sulit untuk diprediksi.

“Wabah virus corona kan imbasnya secara global belum besar. Sementara data penjualan rumah AS juga tidak akan terlalu signifikan. Kecuali datanya ternyata jauh lebih baik dari ekspektasi, ada kemungkinan akan membuat dolar semakin kuat,” terang Andian.

Meski demikian, Andian melihat dari segi teknikal cenderung kembali akan melemah. Ia memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 13.500 - Rp 13.700 per dolar AS pada perdagangan besok. 

Baca Juga: Rupiah terseret virus corona dan ditutup melemah ke Rp 13.615 per dolar AS

Sementara Josua memperkirakan rupiah akan melemah terbatas di level Rp 13.600 – Rp 13.675 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi