Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah Pada Jumat (11/10), Cermati Sentimen Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs Rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Kamis (10/10). Pelemahan mata uang garuda seiring antisipasi investor terhadap data inflasi AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat, pelemahan rupiah pada Kamis (10/10) dipengaruhi oleh dolar AS yang lebih kuat. Indeks dolar bertahan di kisaran 102,9 pada perdagangan hari Kamis, berada pada level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir.

Penguatan dolar AS seiring investor bersiap menghadapi laporan indeks harga konsumen bulan September. Laporan tersebut dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve pada bulan November yang akan dirilis pada Kamis (10/10).


Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,31% ke Rp 15.678 Per Dolar AS Pada Kamis (10/10)

"Dolar mempertahankan kenaikan terhadap sebagian besar mata uang utama," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mencermati, pelemahan rupiah pada Kamis (10/10) sejalan dengan pergerakan mata uang regional. Hal itu terjadi karena investor mengantisipasi data inflasi AS yang akan dirilis Kamis (10/10) malam ini.

"Data inflasi AS dikhawatirkan akan lebih tinggi dari perkiraan, mengikuti kejutan pada beberapa data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya," ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/10).

Namun, Lukman melihat, penguatan dolar AS sudah priced-in dengan data inflasi AS. Sehingga, apabila tidak ada kejutan, rupiah berpotensi untuk berbalik menguat alias rebound.

"Walau demikian, investor juga terus memantau perkembangan di Timur Tengah yang apabila memanas akan kembali menekan mata uang berisiko," imbuhnya.

Sutopo turut melihat potensi rupiah akan menguat karena perkiraan inflasi Amerika yang lebih lunak. Namun kemungkinan penguatan rupiah terbatasi data indeks harga produsen AS yang juga dapat berdampak para perubahan nilai tukar.

Adapun notulen rapat The Fed bulan September mengungkapkan bahwa para pembuat kebijakan berbeda pendapat tentang seberapa agresif pemangkasan suku bunga, tetapi akhirnya memutuskan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin sebagai upaya untuk menyeimbangkan penargetan inflasi dengan meningkatnya risiko pasar tenaga kerja.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,33% ke Rp 15.658 Per Dolar AS Pada Kamis (10/10)

Para pedagang kini telah mengurangi ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga agresif The Fed, setelah laporan pekerjaan AS yang kuat minggu lalu. Pasar sekarang melihat sekitar 83% kemungkinan Fed akan memberikan pemangkasan suku bunga yang lebih rendah sebesar 25 bps pada bulan November, sementara memperkirakan kemungkinan pemangkasan setengah poin persentase lagi.

Dengan berbagai faktor tersebut, Sutopo memperkirakan nilai tukar rupiah akan diperdagangkan pada level Rp 15.650 – Rp 15.750 per dolar AS di perdagangan Jumat (11/10). 

Sedangkan, Lukman memproyeksi rupiah akan berada di rentang Rp 15.600 – Rp 15.725 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Kamis (10/10), Rupiah Spot diperdagangkan di level Rp 15.678 per dolar AS atau melemah 0,31% dari sehari sebelumnya. Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau melemah sekitar 0,33% dari sehari sebelumnya ke level Rp 15.658 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi