Rupiah diproyeksi lanjut melemah pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah pekan ini terpuruk cukup dalam. Dalam pekan ini juga, mata uang Garuda sempat mencapai penurunan terdalam pada Selasa (3/10) lalu. Analis menilai hal ini disebabkan banyaknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis positif dan mendulang penguatan bagi mata uang dollar.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/10) di pasar spot, kurs rupiah melemah 0,41% ke level Rp 13.519 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah merosot 0,34%.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan depresiasi rupiah 0,01% ke level Rp 13.485 per dollar AS. Namun dalam sepekan, rupiah menguat 0,05%.


Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang, pekan ini juga tidak hanya rupiah yang mengalami depresiasi, tapi hampir seluruh mata uang Asia. "Komentar pejabat The Fed yang hawkish juga menjadi salah satu faktor melemahnya mata uang Asia termasuk rupiah," ujarnya.

Josua menilai, pelemahan euro dan poundsterling di pekan ini juga turut memperburuk. "Adanya referendum Catalunya membuat euro melemah dan juga GBP yang dovish membuat dollar AS menguat," jelas Josua.

Ramal Josua, rupiah masih akan berlanjut melemah jika sepekan ke depan data-data ekonomi AS masih dirilis positif. "Malam nanti juga ada data NFP yang sebenarnya diproyeksi menurun imbas badai Harvey, tapi ada ekspetasi juga NFP masih bisa di atas ekspektasi dan bisa mendukung dollar lagi," kata Josua.

Selain itu, sepekan ke depan Josua juga bilang market akan fokus pada penyataan-pernyataan pejabat The Fed yang akan dimulai sejak Selasa (9/10) hingga FOMC Meeting Minutes rilis pada Kamis (12/10) mendatang. "Investor biasanya berpindah ke dollar AS," tandasnya.

Prediksi Josua, sepekan mendatang rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.460 - Rp 13.560 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati