KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi kembali menguat pada perdagangan Kamis (1/12). Sejumlah sentimen bakal mempengaruhi pergerakan rupiah di hari ini. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh ekspektasi bahwa China akan memperlunak kebijakan Zero-Covid. "Ekspektasi ini juga didukung oleh pelemahan indikator manufaktur dan jasa Tiongkok yang tercatat mulai berada pada zona kontraksi," kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (30/11).
Dia menilai bahwa ruang penguatan bagi rupiah masih terbuka pada perdagangan esok, Kamis (1/12). Rupiah berpotensi menguat lebih jauh pada esok hari, terutama bila indikator AS melanjutkan pelemahannya di malam nanti. Beberapa data penting AS yang akan dirilis malam nanti adalah ADP Employment Change dan Wholesales Inventory. Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis ke Rp 15.732 Per Dolar AS Pada Hari Ini (30/11) ADP Employment Change merefleksikan perubahan bulanan dalam tingkat ketenagakerjaan di dalam sektor-sektor primer AS. Sementara, Wholesale Inventory adalah perubahan jumlah nilai barang inventori perusahaan perdagangan grosir. Analis Monex Investindo Andian Wijaya menambahkan, pergerakan rupiah hari ini disebabkan oleh masih bertahannya isu kenaikan suku bunga The Fed di bulan Desember mendatang. Jika tidak ada intervensi dari Bank Indonesia (BI) dan laporan ADP Employment Change AS menunjukkan hasil tidak sesuai ekspektasi, maka dapat memicu The Fed kembali agresif dalam mengambil kebijakan moneternya. "Laporan ADP Employment Change AS serta pidato gubernur The Fed malam nanti menjadi faktor-faktor penggerak dolar AS dan tentu saja dapat memengaruhi rupiah," imbuh Andian kepada Kontan.co.id, Rabu (30/11).