KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang garuda berbalik arah menguat pada penutupan perdagangan Kamis (7/11). Penguatan ini diprediksi bakal berlanjut hingga Jumat (8/11) dengan dukungan apabila The Fed memangkas suku bunga. Berdasarkan
Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,59% dari sehari sebelumnya ke level Rp 15.740 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/11). Sejalan, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) pun menguat 0,46% dalam sehari ke level Rp 15.767 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan rupiah bersama kebanyakan mata uang lainnya, terutama mata uang regional rebound terhadap dolar AS yang terkoreksi.
Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Menguat, Cadangan Devisa Naik Efek Kemenangan Trump Penguatan ini utamanya didukung oleh data perdagangan China yang lebih kuat, di mana neraca perdagangan China surplus US$ 95,27 miliar. Nilai tersebut melampaui perkiraan yang sebesar US$ 75,1 miliar, didorong oleh kenaikan ekspor yang tajam sebesar 12,7% dibandingkan dengan perkiraan 5%. Meski demikian impor turun 2,3%, lebih besar dari perkiraan penurunan 1,5%. Adapun surplus yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa permintaan luar negeri terhadap barang China tetap kuat. "Rupiah juga didukung oleh kenaikan cadangan devisa yang kembali di atas US$ 150 miliar," kata Lukman kepada KONTAN, Kamis (7/11). Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, meskipun rupiah menguat tetapi indeks dolar relatif masih kuat membayangi rupiah dengan indeks dolar masih bertahan di atas 105, diperdagangkan mendekati level tertinggi empat bulan.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,46% ke Rp 15.767 Per Dolar AS Pada Kamis (7/11) Pergerakan rupiah pada Jumat (8/11) akan sangat dipengaruhi oleh keputusan moneter The Fed, setelah sebelumnya rupiah jatuh tajam oleh sentimen kemenangan Trump. "The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat hari ini. Pasar juga masih mencari panduan tentang apakah pemotongan suku bunga lebih lanjut akan menyusul pada bulan Desember," kata Sutopo kepada KONTAN, Kamis (7/11). Sutopo menilai tidak ada data ekonomi maupun sentimen dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Sejatinya pergerakan rupiah masih akan sangat dipengaruhi oleh data luar negeri.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 15.740 Per Dolar AS Hari Ini, Paling Perkasa di Asia Dengan demikian Sutopo memperkirakan rupiah akan diperdagangkan dalam rentang Rp 15.675 - Rp 15.775 per dolar AS, pada Jumat (8/11), didukung sentimen penurunan suku bunga The Fed yang bisa jadi katalis melemahkan dolar untuk sementara waktu.
Lukman juga memproyeksi rupiah berpotensi melanjutkan penguatan apabila rapat FOMC malam ini seperti yang diperkirakan yakni memangkas suku bunga sebesar 25bps. Oleh sebab itu, menurutnya rupiah diperkirakan bergerak di Rp 15.650- Rp 15.800 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi