KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah bakal dipengaruhi pandangan pasar terhadap hasil sementara Pemilihan Umum (Pemilu) di perdagangan Kamis (15/2). Namun data teranyar inflasi Amerika Serikat (AS) bakal menjadi sorotan utama bagi gerak mata uang garuda. Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS di perdagangan besok Kamis (15/2). Hal itu setelah rilis data inflasi Amerika yang menunjukkan kenaikan pada Selasa (13/2). Tingkat inflasi tahunan di AS turun kembali menjadi 3,1% pada bulan Januari 2024 menyusul kenaikan singkat menjadi 3,4% pada bulan Desember, namun lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,9%. Sedangkan, tingkat inflasi inti tahunan di Amerika Serikat terpantau sebesar 3,9% pada bulan Januari 2024, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan pasar sebesar 3,7%.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat tajam, setelah data menunjukkan kenaikan pada inflasi,” ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/2). Dari domestik, Lukman melihat, investor masih tetap mengantisipasi hasil pemilihan Presiden (Pilpres). Oleh karena itu, data perdagangan Indonesia yang bakal menjadi perhatian seperti neraca perdagangan ekspor impor yang dijadwalkan rilis pada Kamis (15/2).
Baca Juga: Begini Prediksi Respons Pasar Atas Hasil Quick Count Pemilu 2024 Lukman menuturkan, hasil kemenangan yang cukup meyakinkan dan berpotensi hanya terjadi pemilu 1 putaran bakal menjadi sentimen positif bagi investor. Seperti diketahui, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Gibran, memimpin perolehan suara terbanyak berdasarkan perhitungan cepat (quick count). Menurut dia, dampak dari pilpres yang lancar dan terjadi hanya 1 putaran kemungkinan bisa memberikan dorongan untuk rupiah sekitar 500-1000 poin dalam jangka panjang. Namun semua ini masih asumsi dengan mempertimbangkan kondisi pilpres terkini. “Masih perlu dilihat perkembangan selanjutnya, investor juga mengharapkan tidak ada kericuhan dan penolakan hasil pilpres. Apabila semua berjalan lancar, maka bisa positif bagi rupiah,” imbuh Lukman. Kendati demikian, sambung Lukman, pengaruh dolar AS masih akan dominan terhadap rupiah. Dalam jangka pendek rupiah dinilai sebenarnya bisa menguat kembali ke kisaran Rp 15.300 – Rp 15.550, namun ketangguhan dolar AS belakangan ini masih menghalangi penguatan rupiah. Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin sependapat bahwa tekanan eksternal perlu menjadi perhatian utama sebagaimana hasil dari rilisan angka inflasi konsumen Amerika terkini. Sebab, ekspektasi penurunan yang cukup dalam dibawah 3,0% akan memengaruhi sentimen pasar terhadap The Fed soal kebijakan moneter yakni suku bunga acuan. Seperti diketahui, The Fed dipastikan tidak akan mengubah tingkat suku bunga pada Maret 2024 mendatang, seiring dengan membaiknya serangkaian data ekonomi salah satunya di sektor tenaga kerja. Namun bila angka inflasi mendekati target Fed yakni 2,0%, maka ruang pemangkasan lebih cepat akan kembali merebak dan ini tidak baik buat dolar. Menanggapi kondisi pemilu, Nanang berujar, pesta demokrasi yang kondusif bakal berdampak positif untuk nilai tukar Rupiah. Pelaksanaan pemilu kali ini dapat menimbulkan dampak positif, khusunya terhadap peningkatan belanja atau konsumsi rumah tangga.
Baca Juga: Laju Ekspor dan Impor Menurun, Surplus Neraca Perdagangan Awal Tahun 2024 Menyusut Ditambah lagi, prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini pada 5,07% jika dibandingkan tahun sebelumnya 5,03%. Indonesia perlu menjaga momentum positif melalui stabilitas pertumbuhan berkelanjutan, perlindungan terhadap masyarakat rentan dan percepatan reformasi struktural.
“Dengan kondisi kondusif dari hasil pemilu perhitungan cepat, serta reaksi pasar terhadap katalis fundamental dari Amerika yakni angka inflasi akan beri pengaruh terhadap perdagangan di hari Kamis. Karena pasar pun akan memantau sejauh mana data penjualan ritel Amerika terbaru di Kamis malamnya, yang diperkirakan akan melambat,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2). Adapun Nanang memperkirakan rupiah akan berada dalam rentang harga Rp 15.500 per dolar AS - Rp 15.610 per dolar AS di perdagangan besok Kamis (15/2). Sementara Lukman memprediksi rupiah terhadap dolar akan bergerak dalam rentang Rp 15.600 – Rp 15.800 per dolar AS. Selasa (13/2) kemarin, rupiah di pasar spot elemah 0,06% ke Rp 15.604 per dolar Amerika Serikat. Sedangkan kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ada di level Rp 15.585 per dolar AS atau menguat 0,17% secara harian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari