JAKARTA. Sistem pencatatan pemakaian konsumsi BBM bersubsidi, Radio Frequency Identification (RFID) hingga saat ini mogok di tengah jalan. PT Pertamina (Persero) sebagai pemrakarsa dari proyek tersebut belum mengembangkan kembali alat yang akan dipasangkan di mobil pribadi. Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, menjelaskan alasan proyek RFID tidak berjalan, karena harga komponen yang berasal dari luar negeri menjadi sangat mahal. Hal itu disebabkan oleh nilai mata uang Rupiah yang melemah terhadap Dolar AS. "Ya keburu dolar naik perhitungan berubah, intinya kesulitan," ujar Dahlan usai rapat pimpinan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia di Graha Niaga, Kamis (20/3).
Rupiah dituding bikin proyek RFID mangkrak
JAKARTA. Sistem pencatatan pemakaian konsumsi BBM bersubsidi, Radio Frequency Identification (RFID) hingga saat ini mogok di tengah jalan. PT Pertamina (Persero) sebagai pemrakarsa dari proyek tersebut belum mengembangkan kembali alat yang akan dipasangkan di mobil pribadi. Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, menjelaskan alasan proyek RFID tidak berjalan, karena harga komponen yang berasal dari luar negeri menjadi sangat mahal. Hal itu disebabkan oleh nilai mata uang Rupiah yang melemah terhadap Dolar AS. "Ya keburu dolar naik perhitungan berubah, intinya kesulitan," ujar Dahlan usai rapat pimpinan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia di Graha Niaga, Kamis (20/3).