KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Senin (20/5). Mengutip Bloomberg, Senin (20/5) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,14% atau 23 poin ke posisi Rp 15.978 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau naik 0,03% ke lebel 104,360. Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), juga turut melemah 0,01% ke Rp 15.980 per dolar AS.
Dolar AS melemah karena data ekonomi AS terbaru membuat pasar bertaruh The Fed akan menaikkan bunga dua kali tahun ini. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data minggu lalu menunjukkan indeks harga konsumen AS untuk bulan April 2024 menurun. Sehingga menyebabkan pasar memperkirakan 50 basis poin (bps), atau setidaknya dua kali penurunan suku bunga tahun ini. “Oleh karena itu, para pedagang bertaruh pada pelonggaran sebesar 46 bps pada tahun ini, dan hanya penurunan suku bunga pada bulan November yang sudah diperhitungkan sepenuhnya,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (20/5).
Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.978 Per Dolar AS Pada Hari Ini (20/5) Selain itu, kata Ibrahim, para trader juga sedang fokus pada laporan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei. Ditambah, pasar juga akan fokus pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu. PMI awal untuk zona euro, Jerman, Inggris, dan AS juga akan dirilis minggu ini. Sementara itu, untuk sentimen dari dalam negeri, Ibrahim bilang, datang dari ekonom yang memperkirakan defisit transaksi berjalan (
current account deficit/CAD) Indonesia akan melebar pada kuartal I/2024. Kondisi itu berpeluang terjadi seiring dengan surplus neraca perdagangan yang menyusut. “Neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatatkan defisit 0,40% dari PDB pada kuartal I/2024, yang mana pada kuartal I/2023 mengalami surplus sebesar 0,90% dari PDB,” kata dia. Hal ini juga menunjukkan pelebaran dari defisit 0,38% dari PDB pada kuartal IV/2023. Pelebaran defisit transaksi berjalan tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang menurun dari US$ 12,11 miliar pada Januari-Maret 2023 menjadi US$ 7,41 miliar pada Januari-Maret 2024. Dengan sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, Selasa (21/5) mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.960 - Rp 16.030 per dolar AS.
Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi, namun masih cenderung tertekan setelah data menunjukkan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang lebih besar dari perkiraan. “Investor masih
wait and see menantikan beberapa pidato pejabat the Fed dan risalah pertemuan FOMC,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (20/5). Lukman pun memperkirakan rupiah akan bergerak melemah terbatas dan berada di kisaran Rp 15.900 - Rp 16.105 per dolar AS pada perdagangan Selasa (21/5). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat