Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini (20/5), Simak Proyeksinya untuk Selasa (21/5)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Senin (20/5).

Mengutip Bloomberg, Senin (20/5) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,14% posisi Rp 15.978 per dolar AS. 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), juga melemah 0,01% ke Rp 15.980 per dolar AS.


Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sentimen yang membuat rupiah di ditutup melemah pada Senin (20/5) karena minimnya katalis pergerakan rupiah dari sisi eksternal. 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah 0,14%, Intip Proyeksi untuk Selasa (21/5)

Dia menyebutkan, pada hari ini, BI merilis data transaksi berjalan, dan defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2024, melebar ke US$ 2,16 miliar dari US$ 1,12 miliar. Hal ini akibat penurunan kinerja ekspor Indonesia, disertai dengan kenaikan defisit pendapatan primer. 

Josua menuturkan, pasca rilis data transaksi berjalan, pergerakan rupiah cenderung stabil. Pada Senin (20/5) rupiah hanya bergerak di rentang terbatas yakni kisaran Rp 15.960 - Rp 15.985 per dolar AS. 

Dia memperkirakan rupiah akan melanjutkan tren melemah terbatas pada peradagangan Selasa (21/5). Hal ini sejalan dengan investor yang diperkirakan menunggu berbagai pernyataan dari pejabat the Fed untuk melihat arah kebijakan the Fed pasca rilis inflasi. 

Dia pun memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.050 per dolar  AS pada perdagangan Selasa (21/5). 

Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah mengalami pelemahan di sesi perdagangan awal pekan ini seiring dengan penguatan dolar, dan juga laporan dalam negeri mengenai neraca pembayaran Indonesia yang mengalami defisit.

Nanang menyebutkan, BI telah merilis angka NPI dan termasuk transaksi berjalan (current account) berada di zona negatif. Desifit yang dialami transaksi berjalan selama empat kuartal beruntun ini cukup dikhawatirkan pelaku pasar, karena rupiah akan terus mengalami tekanan sehingga BI akan terus mengerek suku bunga.

“Bila suku bunga meningkat, maka aktivitas ekonomi bisa diperlambat. harapannya impor barang bisa turun dan mengurangi beban bagi transaksi berjalan,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (20/5). 

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah 0,13$ ke Rp 15.976 Per Dolar AS, Senin (20/5) Siang

Selain itu, dia melihat bahwa pasar juga akan fokus pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu malam, atau Kamis dini hari waktu Indonesia bagian barat. The Fed sendirinya disinyalir tidak akan mengerek suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Selain itu, Nanang menyarankan kepada para investor untuk memperhatikan perkembangan politik, di mana sedikit peningkatan safe haven dolar, ketika stabilitas politik Timur Tengah jadi fokus pasca  jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran. 

“Menurut laporan media pada akhir pekan menunjukkan bahwa sebuah helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan menteri luar negerinya jatuh di tengah kondisi cuaca buruk,” kata dia. 

Nanang memproyeksikan rupiah akan berada dalam kisaran Rp 15.930 - Rp 16.020 pada perdagangan Selasa (21/5). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi