KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali ditutup melemah dalam tiga hari beruntun. Kurs rupiah melemah 0,06% ke level Rp 14.994 per dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan hari ini (31/5). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, pergerakan rupiah melemah tipis pada hari ini. Rupiah cenderung melemah pada sesi pertama, namun mampu menguat menjelang selesainya sesi pertama. Rupiah kemudian ditutup melemah di tengah peningkatan kekhawatiran dari perekonomian China. Seperti diketahui, data Purchasing Managers Index atau PMI Manufaktur China tercatat 48,8 di bulan Mei lebih rendah dari 49,2 di bulan April dan di bawah perkiraan sebesar 49,5.
Josua melihat pergerakan rupiah di sepanjang pekan ini cenderung mendatar (
sideways) di tengah tekanan dari ketidakpastian global atas sentimen
hawkish The Fed maupun perlambatan ekonomi China.
Baca Juga: Turun Tipis, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.994 Per Dolar AS Pada Hari Ini “Para investor memang cenderung
wait and see menjelang libur panjang di Indonesia,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (31/5). Presiden HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat pelemahan rupiah tidak terlepas dari menguatnya dolar AS. Indeks dolar bertahan di atas level 104 pada hari Rabu (31/5) dan berada di jalur kenaikan hampir 3% pada bulan Mei 2023. Dolar didukung oleh kuatnya data ekonomi AS yang mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memperketat kebijakan lagi pada bulan Juni, serta mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama. Sutopo mengatakan, data yang dirilis pada Jumat pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi harga Price Consumption Expenditure (PCE) di AS sebagai pengukur inflasi pilihan Federal Reserve telah naik lebih dari yang diharapkan pada bulan April 2023. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) di AS naik ke 4,4% pada basis tahunan di April 2023, dari kenaikan 4,2% di bulan sebelumnya. “Pengeluaran konsumen AS dan pesanan barang tahan lama juga melebihi perkiraan pada bulan April, menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh menghadapi suku bunga yang lebih tinggi,” ujar Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/5). Sutopo melihat kondisi pasar saat ini menghargai peluang yang lebih tinggi bahwa The Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 25 bps lagi pada bulan Juni 2023. Ini merupakan pergeseran dari ekspektasi sebelumnya yang berharap jeda dalam siklus pengetatan.
Baca Juga: Tertekan, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.003 Per Dolar AS Pada Rabu (31/5) Selain itu, dolar juga mendapat dukungan setelah Presiden Biden dan Ketua DPR McCarthy mencapai kesepakatan plafon utang tentatif selama akhir pekan. Partai Demokrat dan partai Republik telah menyatakan akan mendukung perjanjian tersebut. Menurut Sutopo, pasangan mata uang USD/IDR dalam waktu dekat dapat mencapai di atas Rp 15.000 per dolar AS karena sebagian besar spekulan beralih memegang dolar AS. Dalam 3 hari ke depan, rupiah diperkirakan bisa melemah jika data ekonomi AS yang akan dilaporkan pada hari ini hingga Jum’at mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga.
Adapun data-data ekonomi AS tersebut diantaranya JOLTs Job Openings, Fed Beige Book, ADP Employment Change, Initial Jobless Claims, Jobless Claims 4-week Average, ISM Manufacturing PMI hingga Non Farm Payrolls. Sutopo memprediksi rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.000 per dolar AS – Rp 15.050 per dolar AS di hari Senin (5/6). Pasar akan menunggu laporan inflasi Indonesia pada hari Senin (5/6) mengenai adanya perubahan angka pada bulan Mei. Sementara, Josua mencermati rupiah berpeluang bisa bergerak menguat di kisaran Rp 14.875 per dolar AS – Rp 15.000 per dolar AS pada Senin (5/6). Namun, hal itu tergantung pada data ketenagakerjaan AS, apakah cenderung mengalami pelonggaran pada hari Jumat (2/6). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari