Rupiah ditutup melemah ke 13.335 di akhir pekan



JAKARTA. Kinerja rupiah versus dollar Amerika Serikat (AS) terus tertekan. Di pasar spot, Jumat (12/6) rupiah merosot 0,1% ke level Rp 13.335. Begitu pula dengan kurs tengah rupiah Bank Indonesia yang melemah 0,18% menjadi Rp 13.317.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, faktor dalam negeri juga turut melemahkan rupiah. Sebab, belum ada sentimen positif yang dapat mendongkrak kinerja rupiah.

Apalagi ada faktor kecemasan di mana ekonomi Tanah Air yang melambat serta tingginya tekanan inflasi. "Ada juga investor asing yang mengurangi investasinya di obligasi sehingga yang memegang mata uang rupiah berkurang," ujarnya.


Memang Jumat (12/6) Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara menilai bahwa neraca perdagangan Indonesia pada kuartal kedua tahun 2015 akan lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya.

Sekadar informasi, neraca perdagangan dalam negeri per April 2015 tercatat surplus sebanyak US$ 0,45 miliar, lebih bagus daripada periode sama tahun sebelumnya yang tercatat defisit sebesar US$ 1,97 miliar. Tapi, lanjut Yulia, sentimen positif tersebut kalah pamor dengan spekulasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika alias The Fed.

Kamis (18/6) depan, The Fed akan mengadakan rapat yang memutuskan kapan kenaikan suku bunga terjadi. Hal ini menjadi faktor utama menguatnya dollar AS. Hal ini didukung pula oleh rilisnya data-data perekonomian Negeri Paman Sam yang tercatat sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi.

Apalagi pada Jumat (12/6) malam, AS akan meluncurkan data inflasi per April 2015 atawa Producer Price Index yang diprediksi mencapai 0,4%, lebih baik ketimbang posisi bulan sebelumnya yang minus 0,4%. "Data-data yang bagus membuat potensi kenaikan suku bunga AS semakin besar," tutur Yulia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto