Rupiah Ditutup Melemah Usai Joe Biden Mundur, Simak Proyeksinya untuk Selasa (22/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amrika Serikat (AS) ditutup melemah. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,18% ke level Rp 16.220 per dolar AS, pada perdagangan Senin (22/7). 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,18% ke Rp 16.228 per dolar AS pada perdagangan Senin (22/7). 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, mundurnya Joe Biden meningkatkan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden mendatang sehingga dapat memperburuk sentimen terhadap pasar yang didorong oleh risiko.  


“Hal ini, ditambah dengan kekhawatiran bahwa potensi kepresidenan Trump juga dapat menyebabkan lebih banyak konflik dengan China, sehingga membebani mata uang regional," ujar Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (22/7). 

Ibrahim mengatakan bahwa Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang kini kemungkinan akan berhadapan dengan kandidat terdepan dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan presiden. 

Baca Juga: Analis Prediksi Rupiah Akan Lanjut Melemah Jika Donal Trump Menang Pemilu AS

Selain itu, Ibrahim menuturkan bahwa Trump terlihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data CBS pekan lalu. Dengan begitu, para analis memperkirakan kepresidenan Trump berpotensi menghasilkan inflasi yang lebih tinggi, terutama jika ia melanjutkan dengan pembatasan perdagangan yang lebih ketat dan tarif impor yang lebih tinggi terhadap China.  

Namun, Harris kini diperkirakan akan memberikan tantangan yang lebih besar kepada Trump. Terutama karena laporan menunjukkan semua ketua Partai Demokrat di negara bagian tersebut mendukung Harris. Ibrahim juga menyebutkan bahwa penggalangan dana Partai Demokrat juga mencapai US$ 50 juta setelah Biden mendukung Harris. 

Sementara itu, Ibrahim mengatakan sentimen dari domestik yakni, pasar terus memantau nasib APBN 2025 milik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berada dalam dilema. Pasalnya, pasangan tersebut harus merealisasikan janji politik kepada masyarakat. 

Di sisi lain, Ibrahim menyebutkan bahwa saat ini anggaran terbatas akibat menggunungnya warisan utang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ditambah, belanja yang semakin jor-joran, mulai dari makan bergizi gratis yang direncanakan pada tahun depan senilai Rp 71 triliun, kenaikan gaji PNS, food estate, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, serta program-program prioritas lainnya yang membutuhkan dana jumbo. 

“Kemudian, sinyal kenaikan gaji bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun depan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dalamnya,” kata dia. 

Untuk diketahui, penyesuaian gaji ASN pada tahun depan mengacu pada kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025.  

Dengan faktor-faktor tersebut, Ibrahim memproyeksi, pada perdagangan Selasa (23/7), mata uang rupiah akan bergerak  fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.210 - Rp 16.260 per dolar AS. 

Baca Juga: Rupiah Diramal akan Lanjut Tertekan Jika Donal Trump Memenangkan Pemilu AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati