KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amrika Serikat (AS) kembali ditutup menguat. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot naik 0,15% atau poin ke posisi Rp 16.165 per dolar AS, pada perdagangan Selasa (6/8). Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah tipis 0,17% ke posisi Rp 16.183 per dolar AS pada perdagangan Selasa (6/8). Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, terdapat sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari sisi eksternal, data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar dan meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi China.
Baca Juga: AS Dibayangi Resesi, Rupiah Diramal Bisa ke Rp 15.500 di Akhir 2024 “Kondisi tersebut telah memicu aksi jual global pada saham, minyak, dan mata uang berimbal hasil tinggi dalam sepekan terakhir karena investor mencari keamanan uang tunai,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa (6/8). Ibrahim mengatakan, aksi jual berlanjut pada Senin (5/8) dengan imbal hasil treasury AS turun lebih jauh, indeks saham di zona merah, dan dolar melemah. Imbal hasil Treasury telah turun tajam sejak pekan lalu, ketika The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan dalam kisaran 5,25% hingga 5,50%. Ditambah, Gubernur The Fed Jerome Powell yang membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024. Sedangkan fokus minggu ini, Ibrahim bilang yakni, lebih banyak pembacaan data ekonomi China, khususnya data perdagangan dan inflasi yang akan dirilis akhir pekan ini. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri datang dari pemerintah yang berupaya menggenjot konsumsi pada kuartal III-2024 dan kuartal IV-2024 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi akhir tahun. Hal ini mengingat, konsumsi pemerintah pada kuartal II-2024 yang melambat. "Pemerintah ingin menggerakkan sektor di luar pemerintahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Ibrahim. Dengan faktor-faktor tersebut, Ibrahim memproyeksi untuk perdagangan Rabu (7/8), rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.110 - Rp 16.180 per dolar AS. Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah menguat pada perdagangan Selasa (6/8) seiring dengan pelemahan dolar AS dan banyaknya arus modal asing yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.165 Per Dolar AS Pada Hari Ini (6/8) Menurut dia, investor melepas dolar karena kecemasan terhadap kondisi di Amerika yang terancam resesi setelah serangkaian data ekonomi terakhir menunjukkan arah resesi terbuka. Di mana, data ketenagakerjaan yang merosot tajam, serta sektor manufaktur pun mengalami kontraksi sehingga menjadikan akumulasi kecemasan tersebut. “Dengan begitu, menciptakan adanya peluang terbuka bagi the Fed untuk melakukan pemangkasan jumbo pada pertemuan September mendatang,” kata Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/8).
Selain itu, dia menilai bahwa pemangkasan suku bunga harus dilakukan karena keprihatinan di pasar keuangan saat ini. Hal tersebut seperti jauhnya
spread
yield dan pasar saham Amerika. “Di tengah minimnya fundamental ekonomi rilis pekan ini, pelaku pasar pun tengah menantikan angka inflasi Amerika pekan depan, yang kemungkinan akan berada di bawah 3,0% sehingga rencana pemangkasan suku bunga The Fed di September semakin kuat,” kata dia. Dengan begitu, Nanang memprediksi rupiah akan berada dalam kisaran Rp 16.100 - Rp 16.125 per dolar AS pada perdagangan Rabu (7/8). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi