JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (17/7). Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1,1% dibanding hari sebelumnya menjadi 11.668. Kurs dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga turun 0,25% menjadi 11.686. Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, penguatan rupiah lebih didominasi oleh faktor domestik. Pasca pemilu presiden (pilpres), arus modal asing yang masuk ke Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Aliran dana itu masuk ke pasar saham dan obligasi. Investor asing cukup optimistis melihat Indonesia dan berharap hasil hitung nyata sesuai dengan hitung cepat.“Dana asing masih akan terus mengalir ke pasar saham maupun obligasi Indonesia. Hal ini yang memberikan dorongan bagi penguatan rupiah,” jelas Rully.Dari faktor eksternal, lanjut Rully, sentimen positif datang dari China. Secara mengejutkan, produk domestik bruto (PDB) China naik 7,5% pada periode April hingga Juni. Angka ini lebih tinggi dari estimasi 7,4%. Ini sekaligus mengakhiri perlambatan ekonomi China pada kuartal-kuartal sebelumnya.Albertus Christian, Senior Researcher & Analyst PT Monex Investindo Futures menilai, penguatan rupiah relatif terbatas. Sebab, pasar obligasi dalam negeri mengalami koreksi. Hal itu tercermin dari kenaikan yield obligasi tenor lima tahun ke level 7,86%. Ini merupakan level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Kondisi ini mengakibatkan investor asing melakukan aksi ambil untung (profit taking).“Aksi profit taking menghambat penguatan rupiah lebih lanjut. Meski demikian, testimoni Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen masih mengapresiasi rupiah,” terang Christian.Seperti diketahui, dalam testimoninya, Yellen masih mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dalam waktu lama. Ini menggerogoti kinerja dollar AS.Selanjutnya, penguatan rupiah masih dihantui oleh defisit neraca transaksi berjalan yang akan dipublikasikan awal Agustus. BI telah memprediksi defisit kuartal II-2014 akan membengkak menjadi 4% dari PDB. Meski demikian, pengumuman hasil hitung manual pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan sedikit memberikan tenaga bagi rupiah. Dengan catatan, hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil hitung cepat.Hari ini, Christian memperkirakan USD/IDR menguata terbatas di kisaran 11.615-11.725. Sementara Rully menduga, USD/IDR bergerak di level 11.625-11.750.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah ditutup menguat terbatas
JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (17/7). Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1,1% dibanding hari sebelumnya menjadi 11.668. Kurs dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga turun 0,25% menjadi 11.686. Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, penguatan rupiah lebih didominasi oleh faktor domestik. Pasca pemilu presiden (pilpres), arus modal asing yang masuk ke Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Aliran dana itu masuk ke pasar saham dan obligasi. Investor asing cukup optimistis melihat Indonesia dan berharap hasil hitung nyata sesuai dengan hitung cepat.“Dana asing masih akan terus mengalir ke pasar saham maupun obligasi Indonesia. Hal ini yang memberikan dorongan bagi penguatan rupiah,” jelas Rully.Dari faktor eksternal, lanjut Rully, sentimen positif datang dari China. Secara mengejutkan, produk domestik bruto (PDB) China naik 7,5% pada periode April hingga Juni. Angka ini lebih tinggi dari estimasi 7,4%. Ini sekaligus mengakhiri perlambatan ekonomi China pada kuartal-kuartal sebelumnya.Albertus Christian, Senior Researcher & Analyst PT Monex Investindo Futures menilai, penguatan rupiah relatif terbatas. Sebab, pasar obligasi dalam negeri mengalami koreksi. Hal itu tercermin dari kenaikan yield obligasi tenor lima tahun ke level 7,86%. Ini merupakan level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Kondisi ini mengakibatkan investor asing melakukan aksi ambil untung (profit taking).“Aksi profit taking menghambat penguatan rupiah lebih lanjut. Meski demikian, testimoni Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen masih mengapresiasi rupiah,” terang Christian.Seperti diketahui, dalam testimoninya, Yellen masih mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dalam waktu lama. Ini menggerogoti kinerja dollar AS.Selanjutnya, penguatan rupiah masih dihantui oleh defisit neraca transaksi berjalan yang akan dipublikasikan awal Agustus. BI telah memprediksi defisit kuartal II-2014 akan membengkak menjadi 4% dari PDB. Meski demikian, pengumuman hasil hitung manual pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan sedikit memberikan tenaga bagi rupiah. Dengan catatan, hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil hitung cepat.Hari ini, Christian memperkirakan USD/IDR menguata terbatas di kisaran 11.615-11.725. Sementara Rully menduga, USD/IDR bergerak di level 11.625-11.750.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News