Rupiah diuntungkan dengan isu pajak AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berhasil mengungguli dollar AS, Rabu (22/11) sore. Mata uang Garuda mengambil keuntungan di tengah tekanan yang melanda indeks dollar.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menyebut, dollar AS melemah terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah. Pelemahan dollar AS dipicu ketidakpastian mengenai reformasi perpajakan yang diusung Presiden Donald Trump. “Draf peraturan pajaknya masih menunggu persetujuan dari Senat,” kata Putu.

Ia menambahkan, proses tarik ulur antara Donald Trump dengan pihak Senat kemungkinan akan berlangsung lama, sehingga ada potensi bahwa reformasi perpajakan akan tertunda hingga tahun 2019.


Di sisi lain, pidato Janet Yellen selaku Ketua The Fed yang berlangsung Selasa (21/11) malam lalu, tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan dollar AS. Putu menilai, pasar tidak merespon janji Yellen yang akan menaikan tingkat suku bunga acuan The Fed di akhir tahun nanti.

“Pasar sudah yakin tingkat suku bunga akan naik, makanya isu yang paling dinanti saat ini adalah kelanjutan reformasi pajak Donald Trump,” ungkapnya.

Untuk Kamis (23/11), akan ada rilis data klaim jumlah pengangguran AS dan FOMC meeting. Namun, hal tersebut diprediksi tidak akan berpengaruh besar terhadap pergerakan mata uang global.

Sementara, belum ada sentimen berarti dari dalam negeri. Ini mengingat sejak data neraca perdagangan dirilis Rabu (15/11) pekan lalu, belum ada lagi data-data ekonomi yang dirilis pemerintah hingga kini.

Putu memperkirakan, besok, kurs rupiah terhadap dollar AS akan bergerak di rentang Rp 13.500-Rp 13.560 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini