Rupiah diuntungkan karena isu geopolitik di AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melemah sejak awal pekan ini, akhirnya valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) beranjak menguat. Pengunduran diri penasehat ekonomi Presiden Donald Trump, Gary Cohn menyebabkan kondisi geopolitik negeri Paman Sam memburuk. Indeks dollar AS kembali terkoreksi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (7/3), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,12% ke level Rp 13.760 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, valuasinya masih melemah 0,09% ke level Rp 13.763 per dollar AS.

David Sumual, ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai, pengunduran diri Gary Cohn sangat mempengaruhi pergerakan greenback. Pengunduran diri Cohn diduga terjadi karena keinginan Presiden Trump untuk memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari China.


“Kebijakan ini berpotensi menurunkan proyeksi pertumbuhan AS,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu.

Selain itu, lanjut David, di domestik, perhatian pasar tertuju pada kabar lembaga pemeringkatan rating Moody's yang berniat menunda kenaikan rating peringkat utang Indonesia pasca penetapan harga batubara pemerintah untuk PLN. “Ini yang menjadi berita negatif,” imbuhnya.

Meski demikian, Lukman Leong, analis PT Valbury Sekuritas Indonesia mengatakan, pergerakan rupiah pada hari ini masih sangat dipengaruhi sentimen eksternal. Menurutnya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS masih menahan penguatan rupiah. Rupiah masih sulit turun ke bawah level teknikal Rp 13.700 per dollar AS.

Ia juga melihat penguatan rupiah pada penutupan kali ini, karena adanya upaya Bank Indonesia menjaga posisi rupiah. Bank Sentral domestik sepertinya berusaha menjaga valuasi rupiah di bawah level Rp 14.000 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini