Rupiah dulang keunggulan di awal pekan



JAKARTA. Kesuksesan yang didulang dari periode I tax amnesty tanah air jadi katalis pendongkrak utama pergerakan rupiah. Mata uang Garuda pun berhasil pertahankan posisi ke bawah level Rp 13.000 per dollar AS.

Di pasar spot, Senin (3/10) posisi rupiah terangkat 0,45% di level Rp 12.983 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Walau memang di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah terkikis 0,09% di level Rp 13.010 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menuturkan kekuatan rupiah datang dari fundamental ekonomi yang dipandang pasar positif. Setelah periode pertama tax amnesty mencatatkan hasil yang memuaskan pasar.


Ini berimbas pada pergerakan positif di bursa saham. “Jelas dampak positifnya bisa dirasakan juga oleh rupiah,” kata Wahyudi.

Untuk saat ini kepercayaan pelaku pasar yang tumbuh lagi akibat dari positifnya kinerja tax amnesty cukup mendongkrak arus dana asing yang masuk. Katalis yang datang dari global pun seolah mampu diredam dengan torehan prestasi dalam negeri yang gemilang ini.

Dukungan lainnya datang dari raihan data manufaktur PMI China yang bertahan di level 50,4 turut memberikan suntikan tenaga bagi mata uang Asia lainnya termasuk rupiah. “Bisa terlihat dari sisi eksternal dan internal mendukung keunggulan rupiah,” tambah Wahyudi.

Meski demikian, Wahyudi menduga Selasa (4/10) posisi rupiah masih bisa lanjutkan penguatan. Namun dalam rentang yang sempit. Sebab harus mempertimbangkan lanjutan dari sajian data ekonomi AS terbaru.

Jika nantinya data ISM manufaktur PMI AS September 2016 benar tumbuh ke level 50,4 dari 49,4 maka rupiah bisa terimbas pelemahan. “Selain pastinya ada koreksi teknikal dari aksi profit taking yang mengintai,” tebak Wahyudi.

Namun, apabila data dirilis negatif, maka keunggulan rupiah nyaris tanpa hambatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto