Rupiah hanya bergerak tipis



JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pasangan USD/IDR ditutup melemah 0,10% menjadi 9.724 di pasar spot, Rabu (1/5). Sedangkan, nilai tukar dollar AS merujuk kurs tengah Bank Indonesia justru ditutup menguat 0,08% menjadi 9.731 dibanding hari sebelumnya.

Head of Trading Commonwealth Bank Veni Kriswandi mengatakan, penguatan rupiah kemarin ditopang oleh peningkatan aliran modal masuk ke pasar saham. Dalam tiga hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik dengan pembelian bersih asing mencapai Rp 649 miliar.

Faktor pendukung lain adalah rilis data deflasi oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Selama April, Indonesia mencatat deflasi 0,10%.


Pelemahan dollar AS terhadap rupiah terdesak oleh aksi tunggu pasar terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), Kamis (2/5) mendatang. Aksi tunggu ini menekan nilai tukar dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia.

Namun, pasar domestik masih menantikan kebijakan pemerintah soal pengendalian subsidi BBM. Alhasil, penguatan rupiah menjadi tertahan.

Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, rupiah sebenarnya mendapatkan tekanan dari China. Data manufaktur China April yang hanya mencapai 50,6 telah memicu sinisme pasar terhadap kinerja ekspor. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Namun, karena tekanan terhadap dollar AS lebih besar, rupiah terhindar dari pelemahan.

Albertus memperkirakan, rupiah akan menghentikan penguatan hari ini. "Pelemahan dollar AS kemarin hanya spekulasi, tidak akan berlanjut hari ini," kata Albertus.

Menurut Albertus, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 9.695-9.765. Sementara itu, Veni memperkirakan, rupiah akan menguat di kisaran 9.720- 9.730 hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati