Rupiah Hari Ini (18/8) Diprediksi Melemah, Berikut Sentimen yang Membayangi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksikan berpotensi kembali melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/8). Sentimen eksternal yang lebih mendukung pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) membuat rupiah semakin tertekan.

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan, saat ini pelaku pasar cenderung berada dalam sikap wait and see jelang agenda FOMC Minutes. Menurutnya, pasar tengah mencermati dan mencari petunjuk mengenai peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed di bulan September mendatang.

“Sementara dari dalam negeri, kabar mengenai rencana kenaikan harga pertalite dalam waktu dekat memicu kekhawatiran kembali naiknya biaya-biaya hidup di masyarakat dan inflasi domestik. Ini turut menjadi katalis negatif untuk rupiah,” ujar Andian kepada Kontan.co.id, Rabu (17/8).


Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,18% ke Rp 14.768 per Dolar AS, Selasa (16/8)

Sementara itu, kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, kondisi risk appetite pasar yang tengah menurun juga tidak menguntungkan posisi rupiah. Hal ini sejalan munculnya kekhawatiran terkait outlook perekonomian dari China.

Masih dari eksternal, pelaku pasar juga akan mencermati beberapa rilis data ekonomi penting seperti retail sales AS dan PDB Eurozone, hingga data inflasi Inggris yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari Kamis.

“Namun, sentimen dari China tadi diperkirakan mulai mereda, dan berpotensi mendorong rupiah hingga bergerak pada kisaran Rp 14.700 - Rp 14.800 per dolar AS,” imbuh Josua.

Sedangkan Andian mengekspektasikan rupiah pada perdagangan Kamis akan ada di rentang Rp 14.700 - Rp 14.780 per dolar AS, dengan kecenderungan melemah.

Baca Juga: Pelemahan Rupiah Menyempit ke Rp 14.757 pada Selasa (16/8) Siang

Pada perdagangan Selasa (16/8), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,18% ke Rp 14.768 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.767 per dolar AS atau terkoreksi 0,34%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi