KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak datar di perdagangan, Selasa (23/1). Mengutip Bloomberg, posisi penutupan rupiah hari ini tidak berubah dari posisi kemarin sebesar Rp 15.637 per dolar Amerika Serikat (AS). Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang sekarang memperkirakan adanya peluang lebih besar bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Maret. Ini merupakan sebuah pembalikan nyata dari ekspektasi penurunan suku bunga sebelumnya. The Fed juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan pekan depan.
Namun sebelum The Fed, pasar harus bersaing dengan data ekonomi utama AS minggu ini. Data PDB kuartal keempat yang dirilis pada hari Kamis (25/1) mendatang diperkirakan akan menunjukkan penurunan pertumbuhan.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Stagnan di Level Rp 15.637 Per Dolar AS Pada Hari Ini (23/1) Sementara data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada hari Jumat (26/1), dan kemungkinan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap stabil di bulan Desember. “Suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan pertanda buruk bagi mata uang Asia, mengingat negara-negara tersebut menarik modal dari aset-aset yang berisiko tinggi dan berimbal hasil tinggi,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Selasa (23/1). Dari Asia, Bloomberg melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan paket dukungan sebesar 2 triliun yuan atau setara US$ 278 miliar untuk saham-saham Tiongkok. Laporan ini meningkatkan optimisme atas lebih banyak dukungan terhadap perekonomian Tiongkok, yang dapat menjaga permintaan komoditas di negara tersebut tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang. Ibrahim menuturkan, perlambatan ekonomi di Tiongkok merupakan beban besar pada harga komoditas selama dua tahun terakhir. Sebab, pasar menjadi semakin berhati-hati terhadap potensi melemahnya selera negara tersebut terhadap logam merah. Sementara dari domestik, lanjut Ibrahim, pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh perkembangan cadangan devisa Indonesia pada 2024. Cadev Indonesia akan terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat dan harga komoditas yang diperkirakan melandai.
Baca Juga: Jaga Rupiah, Pemerintah Akan Kurangi Porsi Penerbitan SBN Valas “Pertumbuhan cadangan devisa penting untuk menjaga ketahanan mata uang rupiah dalam mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makro dan sistem keuangan di dalam negeri,” ujar Ibrahim.
Sebagai informasi, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$ 146,4 miliar pada akhir Desember 2023, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 yang sebesar US$ 138,1 miliar. Posisi cadangan devisa di Desember itu setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor dan 6,5 bulan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Capaian cadangan devisa tersebut juga berada di atas standar kecukupan yang disepakati secara internasional yaitu sebesar tiga bulan impor. Dengan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah di perdagangan besok Rabu (24/1) akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 – Rp 15.660 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi