Rupiah harus kuat agar bertahan ketika MEA



BATAM. Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, pemerintah mengimbau masyarakat dan pengusaha untuk menggunakan rupiah dalam setiap transaksi pembayaran di Indonesia. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas mengatakan, penggunaan rupiah menjaga kurs rupiah agar tetap kuat jelang MEA. "Khawatirnya, nanti akan terlibas dengan negara ASEAN lain," kata Ronald, di Swiss Bell Hotel, Batam, Rabu (18/6).Ronald menambahkan, selama ini ASEAN sering dilihat serupa dengan Uni Eropa yang memiliki mata uang Euro. Tapi wilayah ASEAN tak bisa disamakan seperti itu karena ketimpangan nilai tukar masing-masing mata uang. "Di Eropa bisa mengatasi penggunaan currency domestic, disini tidak ada," kata Ronald.

Jika pasar menjadi lebih terbuka nanti, barang dan jasa menjadi lebih bebas. Begitupun dengan pasar modal jadi tak terbatas. "Rupiah harus kuat, makanya kita dorong penggunaan dalam negeri," jelas Ronald.Indonesia memiliki pangsa pasar 50% dari pasar ASEAN sehingga berperan penting bagi ekonomi nasional. Jika masyarakat dan pelaku usaha percaya pada rupiah, kalangan internasional pun akan percaya.Dalam UU No 7/2011 tentang Mata Uang, rupiah wajib digunakan dalam transaksi di Indonesia. Tapi penggunaan valas di Batam memang jamak digunakan. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Syamsul Bahrum mengatakan masyarakat didaerahnya bukan tak mencintai Indonesia, tapi dolar dirasa lebih efisien untuk ekonomi sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia