JAKARTA. Sektor perkantoran (high rise building) di Indonesia diprediksi akan melonjak akibat depresiasi nilai tukar rupiah yang sudah menembus level Rp 13.000 per satu dollar AS. Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta, Amran Nukman menjelaskan hal tersebut disebabkan adanya penggunaan material impor dalam pembangunan properti high rise building. "Akan ada kenaikan harga properti high rise building sebesar sekitar 30% akibat depresiasi nilai tukar Rupiah. Ini disebabkan material untuk pembangunan properti tersebut dibeli dengan dollar, AS, seperti lift, genset, dan lainnya,” ujar Amran kepada Kompas.com, Senin (09/03/2015).
Rupiah jatuh, harga properti komersial naik 30%
JAKARTA. Sektor perkantoran (high rise building) di Indonesia diprediksi akan melonjak akibat depresiasi nilai tukar rupiah yang sudah menembus level Rp 13.000 per satu dollar AS. Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta, Amran Nukman menjelaskan hal tersebut disebabkan adanya penggunaan material impor dalam pembangunan properti high rise building. "Akan ada kenaikan harga properti high rise building sebesar sekitar 30% akibat depresiasi nilai tukar Rupiah. Ini disebabkan material untuk pembangunan properti tersebut dibeli dengan dollar, AS, seperti lift, genset, dan lainnya,” ujar Amran kepada Kompas.com, Senin (09/03/2015).