JAKARTA. Defisit neraca pembayaran atau current account deficit yang terjadi terus menerus menjadi momok menakutkan. Tak hanya pemerintah dan Bank Indonesia yang kewalahan, investor pun dibuat kelimpungan. Pengumuman Bank Indonesia yang menyatakan, defisit neraca pembayaran pada kuartal III-2013 nyaris US$ 8,5 miliar telah membuat aksi jual investor asing. Secara netto, aksi jual investor asing di pasar saham mencapai Rp 554 miliar pada Rabu (13/11). Ini pula yang membuat rupiah longsor. Kurs tengah BI mencatat nilai tukar rupiah loyo 66 poin ke level Rp 11.644 per dollar Amerika Serikat. Lagi-lagi, kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor bahan bakar minyak (BBM) menjadi sebab. Impor BBM triwulan III-2013 mencapai US$ 10,66 miliar. Angka ini naik dibandingkan triwulan II yang hanya US$ 9,53 miliar.
Rupiah jatuh terseret kenaikan impor BBM
JAKARTA. Defisit neraca pembayaran atau current account deficit yang terjadi terus menerus menjadi momok menakutkan. Tak hanya pemerintah dan Bank Indonesia yang kewalahan, investor pun dibuat kelimpungan. Pengumuman Bank Indonesia yang menyatakan, defisit neraca pembayaran pada kuartal III-2013 nyaris US$ 8,5 miliar telah membuat aksi jual investor asing. Secara netto, aksi jual investor asing di pasar saham mencapai Rp 554 miliar pada Rabu (13/11). Ini pula yang membuat rupiah longsor. Kurs tengah BI mencatat nilai tukar rupiah loyo 66 poin ke level Rp 11.644 per dollar Amerika Serikat. Lagi-lagi, kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor bahan bakar minyak (BBM) menjadi sebab. Impor BBM triwulan III-2013 mencapai US$ 10,66 miliar. Angka ini naik dibandingkan triwulan II yang hanya US$ 9,53 miliar.