Rupiah Jeblok, Mandiri Tawarkan Konversi Utang Valas



JAKARTA. Nilai rupiah yang terus terpuruk membuat perbankan menyiapkan strategi baru. Demikian pula halnya PT Bank Mandiri Tbk. Bank pelat merah ini sudah mulai menawarkan konversi utang valuta asing (valas) kepada beberapa debiturnya. EVP coordinator/Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala Mansyuri mengatakan, sudah ada sekitar US$ 370 juta utang debitur Bank Mandiri yang dikonversi menjadi rupiah.

Jika berdasarkan kurs rupiah Rp 12.000 per US$, maka jumlah utang yang dikonversi ini mencapai Rp 4,4 triliun. Ini dilakukan dari mulai awal September sampai pertengahan November 2008.

Tujuan dilakukannya konversi ini tak lain untuk menghindari agar para debitur tidak kesulitan dalam melunasi utangnya seperti yang terjadi pada krisis moneter yang lalu. Dengan demikian,  pinjaman yang dilakukan tidak akan terkena depresiasi seperti yang terjadi saat ini.


Sementara itu, Bank Mandiri juga menargetkan pertumbuhan pangsa pasar hingga 30% pada  2010 mendatang. Ada beberapa strategi yang sudah disiapkan Bank Mandiri untuk pencapaian target saat ini.

Pertama, Mandiri akan membangun high yield business yang terfokus pada bisnis unit mikro dan makro. Pahala bilang, hal ini juga yang menjadi dasar dari Bank Mandiri untuk mengakuisisi Bank Sinar Harapan Bali. Bank Sinar Harapan Bali merupakan bank yang fokus untuk mengembangkan kredit mikro di Bali. Tahun depan, Bank Mandiri berharap dapat mendirikan 200 unit mikro lagi. Saat ini, Bank Mandiri mempunyai 550 unit makro.

Kedua, memperkuat jaringan distribusi pihak ketiga. Bank Mandiri bakal mengejar simpanan dari wholesale banking sekaligus memperkuat dana murah, yaitu tabungan dan giro.

Ketiga, memperkuat koordinasi dengan nasabah-nasabah utama. Keempat, mendorong sinergi dan penetapan target nasabah wholesale untuk penjualan produk-produk high yield sehingga fee based Bank Mandiri bisa semakin tumbuh. Catatan saja, saat ini fee based income Bank Mandiri sekitar 7% dari earning asset. Menjelang tahun 2010, diharapkan fee based income Bank Mandiri bisa meningkat menjadi sekitar 15% dari earning asset.

Sedangkan yang kelima, optimalisasi sinergi anak-anak perusahaan Bank Mandiri, termasuk segera menuntaskan akuisisi Tunas Financindo sesegera mungkin. Lebih lanjut Pahala mengatakan, Bank Mandiri masih membuka peluang untuk melakukan akuisisi. "Tapi sinerginya harus jelas, perusahaan tersebut harus bisa memberikan nilai tambah dan sejalan dengan strategi Bank Mandiri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie