Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.364 per Dolar AS pada Rabu (6/4)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menyebabkan mata uang Asia, termasuk rupiah, tertekan. Rabu (6/4), kurs rupiah Jisdor melemah 0,11% ke Rp 14.364 per dolar AS dari posisi kemarin pada Rp 14.348 per dolar AS.

Sedangkan kurs rupiah spot melemah tipis 0,08% ke Rp 14.359 per dolar AS. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot ditutup pada Rp 14.348 per dolar AS.

Kurs rupiah melemah terhadap dolar AS setelah adanya komentar hawkish dari The Fed semalam. Hari ini, pasar keuangan menunggu rilis risalah rapat The Fed bulan Maret sebagai petunjuk kelanjutan kebijakan moneter bank sentral AS.


Baca Juga: IHSG Turun 0,62% ke 7.104 Hingga Tutup Pasar Rabu (6/4)

Di dalam negeri, Presiden Joko Widodo memerintahkan para menteri untuk mengatasi harga pangan dan bahan bakan yang meningkat. Jokowi mempertimbangkan penggunaan anggaran negara untuk mengatasi kenaikan harga.

Meski tertekan hari ini, rupiah dan mata uang Asia Tenggara berpotensi mencatat kinerja gemilang. Goldman Sachs Group Inc dan Bank of America Securities, seperti dikutip Bloomberg, memperkirakan kinerja top mata uang Asia ini disebabkan oleh harga komoditas yang masih tinggi. Di sisi lain, pelonggaran aktivitas dan pembukaan pariwisata berpotensi memperbaiki tingkat kunjungan wisata.

Seluruh mata uang Asia hari ini melemah terhadap dolar AS. Won memimpin pelemahan sebesar 0,45%, diikuti peso yang tertekan 0,44% dan rupee yang melemah 0,38%.

Baca Juga: Tengah Hari, Rupiah Spot Melemah 012% ke Rp 14.366 Per Dolar AS Pada Rabu (6/4)

Di sisi lain, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat dalam lima hari berturut-turut. Sore ini, indeks dolar berada di 99,58 yang merupakan level tertinggi sejak Mei 2020 atau hampir dua tahun terakhir.

Indeks dolar yang tinggi menunjukkan penguatan dolar jika dibandingkan dengan mata uang utama seperti euro, poundsterling, dan yen. Status safe haven dolar menjadi salah satu daya tarik the greenback di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati